Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Australia Usul Tembak Kanguru Sebelum Mati Kelaparan

Kompas.com - 11/05/2023, 09:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com - Bencana kematian dapat menimpa kanguru jika ledakan populasinya di Australia tidak dikendalikan.

Bagi orang luar kanguru adalah simbol Australia yang terkenal, tetapi di dalam negeri hewan ini menimbulkan masalah lingkungan yang besar.

Dikutip dari kantor berita AFP, kanguru memiliki siklus populasi booming and bust. Ketika pakan ternak berlimpah setelah musim hujan yang baik, jumlah mereka dapat membengkak hingga puluhan juta ekor.

Baca juga: Pertama Kalinya Sejak 1936, Kanguru Bunuh Manusia di Australia

Gerombolan kanguru dapat menghabiskan tumbuhan di padang dengan cepat, sehingga ahli ekologi Katherine Moseby memperingatkan bahwa mereka akan mati kelaparan saat makanan habis.

"(Saat) kekeringan terakhir kami perkirakan 80 atau 90 persen kanguru di beberapa daerah mati," jelasnya kepada AFP.

"Mereka mati kelaparan--pergi ke toilet umum dan makan kertas toilet, atau berbaring di jalan kelaparan sementara induknya mencoba memberi makan," tambahnya, mengacu pada peristiwa dari ledakan populasi terakhir.

Moseby lalu mengusulkan, cara terbaik untuk menyelamatkan kanguru dari nasib ini adalah menembak mereka dan memakan dagingnya agar jumlahnya tetap terkendali.

“Itu menekan jumlahnya sehingga ketika kita mengalami kekeringan kita tidak mendapatkan masalah kesejahteraan ini."

"Jika kita melihat mereka sebagai sumber daya dan mengaturnya seperti itu, kita tidak akan mendapatkan angka kematian mengerikan seperti yang kita lihat."

Baca juga:

Kanguru dilindungi di Australia, tetapi termasuk spesies yang paling umum tidak terancam punah. Artinya, kanguru boleh ditembak dan dibunuh di sebagian besar yurisdiksi, tetapi perlu izin pemerintah.

Setiap tahun, lima juta kanguru ditembak untuk industri rumahan guna diambil daging dan kulitnya atau sebagai makanan hewan.

Dennis King dari Kangaroo Industry Association of Australia yakin negara ini berada di titik puncak ledakan kanguru lainnya.

"Setelah tiga tahun La Nina tepat di pantai timur, kami melihat skenario pertumbuhan yang sempurna untuk kanguru selama beberapa tahun ke depan," katanya kepada AFP.

"Siklus perkembangbiakan benar-benar mengalami percepatan."

King menerangkan, populasi kanguru nasional turun di bawah 30 juta setelah kekeringan yang melumpuhkan pada awal 2000-an, tetapi bisa langsung pulih menjadi 60 juta ekor.

Baca juga: Politik Lucu Negeri Kanguru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com