Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

48 Orang Masuk UGD di Australia karena Tersengat Pohon "Gympie-Gympie"

Kompas.com - 23/03/2023, 13:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Meski peneliti telah memastikan bahwa penyebab rasa sakit ini adalah karena tersentuh oleh pohon, namun tidak ada pertolongan pertama yang jelas atau pengobatan yang definitif, selain obat menghilang rasa sakit.

Sejumlah pasien mencoba berbagai terapi di rumah sebelum dibawa ke unit gawat darurat, termasuk menggunakan waxing, mengoleskan lumpur, air seni, es, bikarbonat, air panas atau dingin ke bagian yang tersengat, minum parasetamol, menggunakan turniket ke bagian tubuh yang terkena hingga minum alkohol.

Ahli toksikologi Rumah Sakit Cairns, Ruth Young, yang menulis studi tersebut mengatakan paparan pohon penyengat yang tumbuh di hutan tropis di pantai timur Australia antara Cape York dan New South Wales, mengakibatkan jumlah korban bertambah setiap tahun.

Dr Young menyebutkan metode terbaik untuk mengobati sengatan pohon ini di antaranya menggunakan asam hidroklorat yang sangat encer pada bagian kulit yang terkena. Namun tingkat keberhasilannya bervariasi.

"Tanpa analisis ilmiah atau medis yang tepat dari perawatan ini, berbahaya bagi orang untuk mencobanya sendiri tanpa pengawasan klinis," kata Dr Young.

Dr Young menyerukan agar warga lebih waspada tentang pohon yang menyengat dan konsekuensi yang sangat menyakitkan jika disengat.

"Di beberapa taman dan lokasi wisata ada tanda peringatan tentang pohon penyengat itu," katanya.

Namun bagi Naomi Lewis pesannya sangat jelas.

"Jangan dekati pohon itu. Jangan menyentuhnya. Itu sangat berbahaya," katanya.

Baca juga: Terlalu Miskin, Pria Pakistan Tinggal di Rumah Pohon Selama 8 Tahun

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selengkapnya dapat dibaca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com