MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya hendak memamerkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat dalam pidatonya kenegaraannya pada Selasa (21/2/2023).
Akan tetapi, uji coba ICBM Sarmat rupanya gagal, sehingga tak jadi masuk dalam pidato Putin. Hal tersebut diungkapkan oleh dua pejabat AS kepada CNN.
Sebelumnya, Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin sudah memberitahu AS tentang rencana uji coba rudal yang mampu mengangkut hulu ledak nuklir itu melalui saluran dekonflik.
Baca juga: Setahun Perang Rusia-Ukraina, Hikmahanto Ingatkan Potensi Zero Sum Game dan Munculnya Nuklir
Tahun lalu, Sarmat berhasil diuji coba. Namun dalam peluncuran terbaru kali ini nampaknya berujung kegagalan.
Dua pejabat AS tersebut mengatakan, seandainya uji coba ICBM itu berhasil, Putin akan memamerkannya dalam pidatonya.
Dan Putin tidak menyinggung uji coba rudal Sarmat dalam pidato kenegaraannya pada Selasa, sebagaimana dilansir Business Insider, Rabu (22/2/2023).
Di satu sisi, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian kontrol senjata nuklir dengan AS.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-364 Serangan Rusia ke Ukraina: Menlu China ke Moskwa | Kritik Biden soal Nuklir
Kontrol senjata nuklir antara Rusia dengan AS, yang dinamakan New START, merupakan perjanjian besar yang membatasi kepemilikan hulu ledak nuklir antara kedua negara.
Putin mengatakan, penangguhan Rusia di New START bukan berarti Moskwa langsung menarik diri dari kesepakatan itu.
Akan tetapi, keputusan Putin tersebut tetap merupakan perpecahan besar dalam hubungan AS-Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Sejumlah pakar nuklir menuturkan, penangguhan partisipasi Rusia dalam New START membahayakan perjanjian tersebut.
Baca juga: Perang Berkepanjangan di Ukraina Dikhawatirkan Tingkatkan Risiko Serangan Nuklir
Hal ini juga berpotensi membuat Rusia akan kurang berkomunikasi dengan AS tentang pergerakan kekuatan nuklir atau latihan senjatanya.
Peluncuran uji coba ICBM Sarmat tahun lalu dilakukan pada April, beberapa pekan setelah Rusia memulai invasinya ke Ukraina.
Sarmat adalah ICBM berbahan bakar cair yang dijuluki "Satan II" atau "Anak Setan" oleh barat, Rudal ini dapat membawa banyak muatan nuklir dengan jangkauan lebih dari 11.000 kilometer (km).
Baca juga: Putin Putuskan Rusia Tangguhkan Partisipasi dalam Perjanjian Nuklir START
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.