Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Seruan Jokowi dari Bali

Kompas.com - 16/11/2022, 07:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MEMANG, KTT G20 seperti dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), "G20 tidak dimaksudkan untuk menjadi forum politik , (tetapi) dimaksudkan untuk membahas ekonomi dan pembangunan.” Tetapi, tidak mudah kiranya "mensterilkan" urusan/kepentingan politik dari urusan ekonomi.

Apalagi saat ini, urusan politik, kepentingan politik memberikan sumbangan besar - untuk tidak mengatakan, sumbangan penentu - pada memburuknya perekonomian global, yang menjadi keprihatinan bersama negara-negara G20; dan negara-negara di luar G20.

Adalah invasi Rusia pada Ukraina, Februari lalu, yang berdampak buruk pada perekonomian dunia, yang sebelumnya sudah "dihajar" (bahkan belum selesai) oleh pandemi Covid-19. Rusia menginvasi Ukraina karena merasa memiliki ikatan budaya, ekonomi, dan politik yang mendalam dengan Ukraina. Dan, dalam banyak hal Ukraina merupakan pusat identitas dan visi Rusia untuk dirinya sendiri di dunia.

Baca juga: Biden Tak Ikut Gala Dinner KTT G20, Pejabat AS Ungkap Alasannya

Ukraina adalah cornerstone Uni Soviet, musuh bebuyutan Amerika Serikat (AS) selama Perang Dingin. Setelah Rusia, Ukraina adalah wilayah terpadat kedua penduduknya dan terkuat dari antara (dulu) 15 republik Soviet.

Ukraina juga merupakan sumber produksi pertanian, industri pertahanan, dan militer, termasuk Armada Laut Hitam dan beberapa persenjataan nuklir. Ukraina sangat penting bagi Soviet sehingga keputusannya untuk memutuskan hubungan pada tahun 1991, terbukti menjadi coup de grace bagi super power yang sedang limbung (Council on Foreign Relations, 11 Oktober 2022).

Akibat perang itu dirasakan oleh banyak negara, termasuk negara-negara anggota G20; dan bukan hanya oleh Ukraina saja. Bila perang berlarut-larut, upaya untuk memperbaiki perekonomian dunia, sulit terwujud.

Karena perang Ukraina telah menghidupkan kembali dua kekuatan besar dengan kekuatan yang mematikan, saling berhadapan seperti saat Perang Dingin.

Spirit Independen

Presiden Jokowi melihat ancaman tersebut. Maka pada pidato pembukaan KTT G20, Jokowi secara tegas meminta para pemimpin G20 untuk menunjukkan kebijaksanaan dan tidak membiarkan dunia “terjerumus ke dalam Perang Dingin lagi.”

Kata Jokowi, “Kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju." Bagaimana memulihkan dan membangun perekonomian dunia, kalau perang terus berkobar yang akibat parahnya dirasakan banyak negara, termasuk negara maju.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Hotel The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali untuk mengikuti pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Selasa (15/11/2022). KOMPAS.com/Tangkapan Layar YouTube Kominfo Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Hotel The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali untuk mengikuti pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Selasa (15/11/2022).
Meski tidak menyebut "perang Ukraina" secara langsung, namun semua pihak menangkap maksudnya, bahwa yang dimaksud adalah perang Ukraina yang pecah karena invasi (operasi militer khusus) Rusia.

Jokowi - yang pada Juni lalu mengunjungi Kyiv, Ukraina, bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy dan ke Moskwa, Rusia bertemu Presiden Vladimir Putin, sebagai upaya untuk mengakhiri perang - dalam pidatonya juga secara langsung tidak "menuding" Rusia sebagai, katakanlah "biang kerok", persoalan dunia saat ini? Tidak satu patah kata pun kata Rusia disebut. Meskipun, dibacanya demikian. Dan, sangat boleh jadi, Putin pun merasakan demikian.

Baca juga: Macron Serukan Pembahasan Rudal Rusia Hantam Polandia di KTT G20

(Maka ia memilih tidak menghadiri KTT G20 di Bali, daripada akan menjadi sasaran tembak banyak pemimpin negara lain, dituding sebagai pembuat masalah. Bila hal itu terjadi dan dia menanggapinya, maka suasana KTT pun akan rusak. Ini akan sangat merugikan tuan rumah).

Pilihan kalimat, "kita harus mengakhiri perang", sungguh sebuah pilihan jalan tengah yang menegaskan spirit independensi kebijakan luar negeri Indonesia. Tidak mudah bagi Jokowi untuk memilih kata-kata bahkan kalimat yang bisa memuaskan kedua belah pihak dan tidak mempermalukan salah satu pihak. Apalagi Jokowi mengakui bahwa "perlu upaya yang luar biasa agar kita dapat duduk bersama di ruangan ini."

Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). Putin bertemu Jokowi di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia, Kamis (30/6/2022). Putin memutuskan tak hadiri acara KTT G20 di Bali.DOK SEKRETARIAT PRESIDEN Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). Putin bertemu Jokowi di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia, Kamis (30/6/2022). Putin memutuskan tak hadiri acara KTT G20 di Bali.
Sebagai tuan rumah, sebagai negara yang memegang presidensi G20, Jokowi berusaha untuk bisa ngemong semua pihak; berusaha untuk menyelamatkan muka masing-masing pihak, agar semua merasa menang. Tidak ada satu pun yang merasa dipermalukan dan dikalahkan.

Barangkali, inilah yang disebut dalam falsafah Jawa sebagai nglurug tanpa bolo, menang tanpa ngasorake, menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa mempermalukan yang dikalahkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com