Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Tragedi Halloween Itaewon: Tak Berdaya Lihat Orang-orang Embuskan Napas Terakhir

Kompas.com - 31/10/2022, 09:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Ahammed, seorang pekerja IT dari India yang tinggal di Seoul, mengatakan dia telah menghadiri pesta Halloween di Itaewon selama lima tahun terakhir.

Menurutnya, tahun lalu ada lebih banyak polisi di daerah itu, tetapi tahun ini jumlah kerumunan jauh melebihi yang dia saksikan sebelumnya. Meski demikian, dia mengatakan tidak ada pengendalian massa.

Ahammed ada di antara kerumunan bersama teman-temannya. Dia tidak ingat mengapa mereka ingin memasuki gang itu. Yang jelas tempat tersebut adalah tempat nongkrong populer bagi para pengunjung yang mengenakan kostum.

Baca juga: Korea Selatan Batalkan Sejumlah Konser hingga Festival Lainnya Pasca Tragedi Halloween Itaewon

Tapi begitu mereka terjebak dalam kerumunan, dia menyadari ada yang tidak beres.

"Bahkan jika Anda berdiri diam, seseorang mendorong Anda dari depan dan seseorang dari belakang. Itu terjadi beberapa kali. Saya menyadari ada sesuatu yang salah. Saya merasa takut akan terjadi sesuatu," ujar Ahammed.

Dia sempat jatuh tetapi berhasil berjalan ke tangga di sisi gang. "Seorang wanita dengan sayap malaikat - dia memberi isyarat kepada saya dan saya berhasil naik ke anak tangga yang tinggi," katanya.

"Orang-orang tercekik, berteriak... tergencet... jatuh... terlalu banyak orang. Saya berada di tangga hanya bisa menyaksikan semua yang terjadi. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dan tidak ada yang bisa kita lakukan," sambungnya.

Dia mengatakan dirinya merasa tidak berdaya ketika dia melihat orang-orang mengembuskan napas terakhir mereka. Dia khawatir kondisi teman-temannya dan dia mencoba menelepon mereka tetapi mereka tidak menjawab. Beberapa jam kemudian dia mengetahui bahwa mereka telah berhasil lolos dari kerumunan.

Baca juga: Korea Selatan Batalkan Sejumlah Konser hingga Festival Lainnya Pasca Tragedi Halloween Itaewon

Ahammed tidak sepenuhnya menyadari apa yang terjadi sampai kerumunan bubar dan ambulans tiba. "Mereka mulai menarik mayat dari bawah. Satu orang, dia tahu temannya sudah meninggal tetapi dia terus memberinya CPR selama 30 menit," katanya.

Teman lain mencoba menghentikannya, kenang Ahammed, tetapi pemuda itu tidak mau berhenti.

Di samping mereka, lanjutnya, beberapa orang masih merias wajah seperti tidak terjadi apa-apa.

Perlahan-lahan skala bencana itu terungkap dengan sendirinya. Ambulans begitu penuh dengan orang-orang terluka yang perlu dibawa ke rumah sakit sehingga mereka meninggalkan sejumlah jenazah hingga satu jam.

Kemudian di malam hari, sejumlah jenazah yang masih berbalut kostum Halloween, dijajarkan di sepanjang jalan dengan ditutupi selimut biru.

Baca juga: Lebar Gang di Tragedi Halloween Itaewon Cuma 4 Meter, Mobil Saja Susah Masuk

Anggota masyarakat bersama ratusan petugas darurat yang dikirim dari berbagai wilayah berupaya memberikan CPR kepada mereka yang terbaring tak sadarkan diri.

Pada Minggu pagi, kerabat dan teman dari orang-orang hilang muncul di tempat kejadian mencari petunjuk untuk mengetahui apakah orang yang mereka cintai ada di sana. Namun, semua jenazah telah dipindahkan dari jalan ke gimnasium, agar anggota keluarga dapat mengidentifikasi mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com