Setahun setelah itu, Anwar Ibrahim dihukum dan dipenjara karena korupsi dan sodomi. Menurutnya, dakwaan tersebut bermuatan politis.
Empat tahun setelah dibebaskan pada 2004, Anwar Ibrahim kembali dituduh melakukan sodomi oleh seorang pembantunya.
Baca juga: Saksi Kasus Korupsi Sebut Mahathir Mohamad Terima Donasi Politik Rp 8,7 M
Menurut AnwarIbrahim, tuduhan itu bertujuan untuk menyingkirkannya dari jabannya saat itu sebagai pemimpin oposisi yang hampir mengalahkan Najib Razak, salah satu anak didik Mahathir, dalam pemilu 2013.
Ketika Najib menjadi PM Malaysia, Anwar Ibrahim kembali mendapat tekanan. Pada 2015, dia dipenjara karena kasus sodomi untuk kedua kalinya.
Pada 2016 Mahathir keluar dari UMNO di tengah seruan agar Najib Razak mengundurkan diri karena skandal korupsi 1MDB.
Mahathir lalu membentuk partai baru, Partai Bumi Bersatu Malaysia, sebelum bergabung dengan koalisi PH yang dipimpin Anwar Ibrahim.
Baca juga: Mahathir Mohamad Klarifikasi Pernyataan soal Klaim Kepulauan Riau
Mahathir berjanji untuk mencari pengampunan kerajaan bagi Anwar Ibrahim dan menyerahkan jabatan PM kepadanya jika koalisi berhasil menggulingkan Najib dan pemerintah yang dipimpin UMNO.
Pada 2018, Mahathir memimpin koalisi dan menang pemilu, sekaligus mengakhiri 60 tahun kekuasaan UMNO. Mahathir jadi PM. Seminggu kemudian, Anwar Ibrahim diampuni dan dibebaskan.
Pada 2019 Anwar Ibrahim menyangkal tuduhan telah melakukan pelecehan seksual terhadap mantan ajudan prianya. Kasus ini dibatalkan dengan alasan tak cukup bukti.
Pada 2020, Mahathir mundur dari kursi PM Malaysia dan tidak memberikannya kepada Anwar Ibrahim. Kursi PM Malaysia justru diambil alih Muhyiddin Yassin.
Anwar Ibrahim merasa dikhianati oleh Mahathir.
Baca juga: Mahathir: Malaysia Harus Klaim Kepulauan Riau dan Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.