Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Mola Raksasa Seberat Badak Ditemukan di Atlantik, Jadi Ikan Bertulang Terberat di Dunia

Kompas.com - 18/10/2022, 22:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

LISABON, KOMPAS.com - Ikan mola raksasa seberat 2,7 ton (2.700 kilogram) ditemukan mengambang di Samudra Atlantik Utara, dan telah dilaporkan sebagai ikan bertulang terberat di dunia.

Para ilmuwan dari Asosiasi Naturalis Atlantik di Portugal mengangkat ikan raksasa itu keluar dari air menggunakan kerekan mekanis, untuk mempelajarinya lebih dekat.

Itu diidentifikasi sebagai sunfish selatan atau bump-head, Mola Alexandrini atau sunfish, dengan tinggi sekitar 3,6 meter dan panjang 3,5 meter.

Baca juga: Hujan Es Raksasa Berukuran hingga 10 Sentimeter di Spanyol Tewaskan Seorang Balita dan Cederai Puluhan Orang

Ikan itu sudah mati ketika terlihat di lepas pantai Pulau Faial, bagian dari kelompok pulau Azores pada Desember 2021, tetapi masih belum pasti apa penyebab kematiannya.

Pemegang rekor sebelumnya untuk ikan bertulang terberat di dunia juga adalah ikan mola selatan yang beratnya 2,3 ton (2.300 kilogram) dan ditemukan di Kamogawa, Jepang pada 1996.

Setelah membawanya kembali ke pantai menggunakan forklift, para peneliti melakukan nekropsi pada ikan mola-mola raksasa, yang beratnya persis 6.049 pon (2.744 kilogram) - hampir sama dengan badak.

Mereka menganalisis isi perutnya dan mengambil sampel sisik, jaringan otot, dan saluran pencernaannya untuk mempelajari DNA-nya.

Baca juga: NASA Tunda Peluncuran Roket Raksasa Artemis 1 ke Bulan karena Masalah Mesin

Rekor itu diumumkan dalam hasil penelitian mereka, yang diterbitkan di Journal of Fish Biology, sebagaimana dilansir Daily Mail pada Senin (17/10/2022).

Sebuah depresi semi-silinder besar ditemukan di dekat kepala mola, dan kulitnya menunjukkan sisa-sisa cat anti-fouling merah yang biasanya terdapat di rangka kapal.

“Namun tidak jelas apakah kondisi itu terjadi sebelum atau sesudah kematian, dan karena itu penyebab kematiannya tetap tidak pasti,” tulis para penulis.

Ikan mola selatan juga disebut sunfish, karena mereka berjemur di bawah sinar matahari di permukaan laut untuk menghangatkan diri setelah mencari makanan di air yang dalam dan dingin.

Mereka ditemukan di seluruh dunia di laut tropis dan beriklim sedang, dan sering disalahartikan sebagai hiu ketika sirip punggungnya menyembul keluar dari air.

Baca juga: Spesies Baru Teratai Raksasa Ditemukan Setelah 177 Tahun Salah Identifikasi

Spesies unik mola selatan

Sunfish selatan diklasifikasikan sebagai spesies unik pada 2018. Jenis ini sempat salah identifikasi setelah bertahun-tahun dengan mola-mola laut yang masih satu genus dan lebih umum.

Mola-mola laut dapat tumbuh hingga 1.320 kg, jadi penemuan ini menegaskan bahwa spesies mola selatan mampu mencapai dua kali ukuran mereka.

Tim dari Asosiasi Naturalis Atlantik, sebuah organisasi penelitian nirlaba, ingin mempelajari lebih lanjut spesimen besar mereka untuk mempelajari lebih lanjut tentang spesies tersebut.

Pada 2020, para ilmuwan di Australian Museum Research Institute di Sydney mengidentifikasi larva mola-mola selatan untuk pertama kalinya.

Materi genetik dari bola mata spesimen larva sepanjang 2 milimeter sangat cocok dengan mola-mola dewasa yang diawetkan di museum.

Baca juga: Hutan Purba Ditemukan di Dasar Lubang Raksasa di China

Sampel tersebut adalah salah satu dari beberapa yang dikumpulkan oleh peneliti kelautan pada 2017 dan memicu rasa keingintahuan ahli mola-mola Dr Marianne Nyegaard, seorang peneliti di Museum Peringatan Perang Auckland.

Dr Nyegaard mengatakan hubungan antara bayi dan mola-mola dewasa sangat sulit dibuat karena versi dewasanya tidak terlihat seperti larva mereka.

Sunfish memang dikenal sebagai spesies ikan bertulang terbesar di dunia, dan beratnya bisa mencapai 2,5 ton saat dewasa.

Namun terlepas dari beratnya, mereka masih bisa melompat keluar dari air.

Mereka hidup terutama dengan memakan ubur-ubur, tetapi juga mengonsumsi ikan kecil, larva ikan, cumi-cumi, dan krustasea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com