BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Xinhua

Warga Rusia yang Kabur dari Wajib Militer dengan Perahu ke Korea Selatan Ditolak Masuk

Kompas.com - 17/10/2022, 15:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Warga Rusia yang menuju ke Korea Selatan dengan perahu dengan harapan menghindari wajib militer Vladimir Putin ditolak masuk, menurut laporan NBC News pada Minggu (16/10/2022).

Pada September, setelah menghadapi kerugian dan kegagalan militer di lapangan, Putin memerintahkan "mobilisasi militer parsial" dalam upaya untuk menambah 300.000 tentara tambahan ke Ukraina.

Insider melaporkan sejak itu, Rusia menyaksikan banyak protes dengan ribuan penangkapan dan populasi melarikan diri dari mereka yang berharap untuk menghindari konflik.

Baca juga: Putin Sebut Mobilisasi Parsial Segera Rampung, 222.000 Komponen Cadangan Direkrut

Sebagian besar yang melarikan diri dari wajib militer pergi dengan pesawat, kereta api, atau mobil.

Tetapi Reuters melaporkan setidaknya 23 orang menggunakan jalur laut berharap bisa masuk ke Korea Selatan.

Setidaknya satu kelompok tiba di pulau Ulleung Korea Selatan dari kota Vladivostok Rusia, menurut Jerusalem Post.

Dan, menurut NBC News, setidaknya satu kapal tetap ditempatkan di Pohang, Gyeongsang Utara, meskipun mereka ditolak masuk sejak kedatangannya pada Selasa (11/10/2022).

"Kemungkinan Korea menjadi persinggahan sementara karena lebih banyak orang berusaha melarikan diri dari Rusia," An Ho-young, seorang anggota parlemen Korea Selatan, mengatakan kepada NBC News.

Baca juga: Tentara Rusia Tewas Overdosis dan Serangan Jantung Saat Dipanggil Mobilisasi Parsial ke Ukraina

Baca juga: Ukraina Terkini: 2 Pria Bersenjata Serang Tempat Latihan Militer Rusia, 11 Tentara Tewas

An mengatakan pemerintah perlu membuat "prosedur khusus untuk menangani apa yang bisa berubah menjadi masalah diplomatik dan hak asasi manusia."

Masing-masing orang Rusia yang berusaha pergi ke Korea Selatan dengan kapal mengajukan visa turis, tapi semua kecuali dua ditolak masuk karena "dokumentasi yang tidak memadai dan tujuan yang tidak jelas," menurut An, NBC News melaporkan.

Dua yang diberikan izin masuk sudah pernah ke berkunjung ke “Negeri Ginseng” sebelumnya.

Reuters melaporkan bahwa warga Rusia biasanya diizinkan memasuki Korea Selatan tanpa visa, jika mereka disetujui melalui sistem otorisasi perjalanan elektronik negara tersebut.

"Para pengunjung Rusia menjalani proses imigrasi rutin seperti orang lain, dan mereka yang ditolak masuk ke Korea Selatan adalah karena mereka tidak memenuhi persyaratan dan peraturan visa," kata juru bicara Kementerian Kehakiman Korea Selatan kepada NBC News.

Baca juga: Cerita Ibu Desertir Rusia, Ungkap Detik-detik Anaknya Kabur dari Mobilisasi Parsial

Rusia dan Korea Selatan memiliki perjanjian yang memungkinkan warga untuk masuk hingga 90 hari bebas visa, menurut Korea Herald.

Akan tetapi, jika seseorang mengunjungi Korea Selatan untuk tujuan selain pekerjaan, tempat tinggal, atau studi, mereka harus mendapatkan Otorisasi Perjalanan Elektronik Korea sebelum kedatangan, tambah outlet tersebut.

Mereka yang mencari status pengungsi dengan alasan menghindari wajib militer biasanya tidak memenuhi syarat untuk itu, tambah outlet Korea itu.

The Herald, mengutip seorang petugas Penjaga Pantai, mengatakan jumlah resmi untuk orang Rusia yang mencari suaka saat ini tidak diketahui, tetapi lebih banyak lagi mungkin sedang dalam perjalanan.

"Kami tidak tahu apakah warga Rusia yang berlayar ke sini meminta untuk mengajukan status pengungsi. Tapi jika iya, saya tidak berpikir menerima mereka akan merusak hubungan kami dengan Rusia," Lee Sang-joon, seorang profesor hubungan Korea Selatan-Rusia di Universitas Kookmin, mengatakan kepada Korea Herald.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-224 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Ubah Dekrit Mobilisasi Parsial, Batas Harga Minyak Rusia Disepakati

Hal itu menurutnya mungkin terjadi mengingat Korea Selatan sudah menjadi negara yang menerima sangat sedikit pengungsi.

"Saya pikir sekarang mungkin saat yang tepat bagi kita untuk meninjau kembali standar kita," katanya.

Korea Selatan, kata dia, dapat membuka pintu bagi pekerja TI Rusia yang telah meninggalkan negara mereka secara massal, lawan Putin atau mereka yang mencari suaka politik.

Kementerian Kehakiman Korea Selatan tidak segera menanggapi permintaan komentar Insider.

 

 


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com