Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Pertimbangkan Beri Izin Warga Konsumsi Jangkrik dan Kumbang

Kompas.com - 17/10/2022, 13:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com – Pemerintah Singapura tengah mempertimbangkan untuk memberi izin warga mengonsumsi serangga, termasuk jangkrik dan kumbang.

Diberitakan The Straits Times, Minggu (16/10/2022), warga Singapura mungkin akan segera dapat mengonsumsi serangga.

Sebab, Badan Pangan Singapura (SFA) sedang mencari pendapat atau pandangan dari industri makanan dan pakan ternak untuk memungkinkan serangga dikonsumsi manusia dan sebagai pakan ternak.

Baca juga: Harga Daging Ayam Malaysia di Singapura Naik Jadi Rp86.600 per Kg, Tetap Laris

Perubahan peraturan berpotensi memungkinkan penduduk Singapura untuk mengkonsumsi spesies seperti jangkrik, kumbang, ngengat, dan lebah.

Berbagai jenis serangga ini dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi makanan, seperti makanan ringan serangga goreng atau protein bars.

Regulasi terkait konsumsi serangga di Singapura ini, baik yang diimpor atau dibudidayakan secara lokal, akan tunduk pada persyaratan dan kondisi keamanan pangan.

SFA mengatakan kepada The Straits Times bahwa mereka telah mengambil referensi dari Uni Eropa dan negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan Thailand, yang telah lebih dulu mengizinkan konsumsi spesies serangga tertentu.

Misalnya, kepompong ulat telah secara rutin dimakan di Korea Selatan dan jangkrik di Thailand.

SFA telah melakukan tinjauan ilmiah menyeluruh dan menilai bahwa spesies serangga tertentu dengan riwayat konsumsi manusia dapat diizinkan untuk digunakan sebagai makanan.

Baca juga: Ketika National Geographic Inggris Sebut Singapura Berada di Malaysia...

SFA menyampaikan, dalam beberapa tahun terakhir, peternakan komersial serangga untuk konsumsi manusia dan sebagai pakan ternak telah dipromosikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), dan telah menerima minat komersial.

Untuk memberi makan populasi dunia yang terus bertambah secara berkelanjutan, FAO menyebut serangga yang dapat dimakan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.

Lagi pula, serangga disebut cenderung membutuhkan lebih sedikit pakan dan mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan dengan ternak yang dibudidayakan.

"SFA terus mengikuti perkembangan seperti itu dalam produksi dan inovasi pangan, dan telah menerima pertanyaan industri tentang impor serangga sebagai makanan atau pakan ternak," kata juru bicara SFA.

Dikatakan SFA, bahwa saat ini ada minat dari lebih dari 10 perusahaan di Singapura untuk melakukan impor produk makanan serangga atau pertanian makanan serangga.

Untuk memastikan keamanan, perusahaan harus menunjukkan bukti bahwa serangga yang diimpor diternakkan di tempat yang diatur dan bahwa pakan serangga tidak terkontaminasi dengan patogen atau kontaminan berbahaya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com