Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkapan Kesedihan Tiada Tara Keluarga Korban Serangan Thailand

Kompas.com - 08/10/2022, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Duangphan Patphaothanun sedang berkeliaran di luar pusat penitipan anak, mencengkeram tas penuh mainan.

Nenek berusia 64 tahun itu ingin tahu kapan dia bisa melihat cucunya, sehingga dia dapat menempatkan barang-barangnya yang paling berharga bersamanya di peti matinya.

Tas itu berisi dinosaurus plastik besar.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Ribuan Tentara Rusia Menyerah Lewat Hotline Ukraina | Fakta Tragedi Penembakan Massal Thailand

Dilansir BBC, Pattarawut yang berusia tiga tahun, termasuk di antara 23 anak yang tewas pada Kamis dalam serangan senjata dan pisau di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand.

Seorang mantan polisi menyerbu gedung itu, membunuh anak-anak berusia dua tahun saat mereka tidur, menyebabkan sedikitnya 37 orang tewas.

Lebih dari 90 anak biasanya menghadiri pusat itu tetapi karena cuaca buruk dan bus mogok, hanya 24 dari mereka yang ada di sana pada hari Kamis. Hanya satu anak yang selamat.

Polisi mengatakan penyerang berusia 34 tahun, seorang warga lokal bernama Panya Kamrab, membunuh istri dan anak tirinya, sebelum bunuh diri setelah perburuan.

Anak tirinya biasa menghadiri pusat itu tetapi tidak pernah ke sana selama sebulan terakhir.

Baca juga: Tragedi Pedih Penembakan Massal Thailand, Anak-anak Masih Tidur Saat Serangan

Belum diketahui motif penyerangan tersebut. Namun polisi mengatakan Kamrab dipecat dari pekerjaannya pada Juni karena penggunaan narkoba.

"Ketika saya mendengar berita tentang penembakan itu, saya pingsan," kata Duangphan.

Di ponselnya ada foto Pattarawut, diambil hanya beberapa jam sebelum penembakan.

Seperti banyak pusat penitipan anak, tempat ini juga secara teratur memposting pembaruan foto untuk dilihat orang tua, gambar menunjukkan wajah bahagia, tersenyum, menulis atau menyelesaikan gambar.

Duangphan adalah salah satu dari beberapa kerabat yang berduka yang berkumpul di luar pusat di provinsi Nong Bua Lamphua pada Jumat pagi.

Baca juga: Cerita Guru tentang Detik-detik Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand...

Nenek lainnya, Nipha Lawongsechaison, 46 tahun, mengatakan dia kehilangan cucu dan cucunya dalam serangan itu.

"Saya sangat kesakitan ... dan marah karena saya tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com