Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Ekonomi Melanda China, Ini 5 Indikasinya

Kompas.com - 05/10/2022, 18:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Tetapi, ahli menilai para pejabat China sejatinya dapat berbuat lebih banyak lagi dengan memicu pengeluaran untuk memenuhi target pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.

Itu termasuk dengan lebih banyak berinvestasi di infrastruktur, meringankan persyaratan pinjaman untuk pembeli rumah, pengembang properti dan pemerintah daerah, dan keringanan pajak untuk rumah tangga.

"Respon pemerintah terhadap pelemahan ekonomi cukup sederhana dibandingkan dengan apa yang telah kita lihat selama serangan pelemahan ekonomi sebelumnya," kata Kuijs sebagaimana dilansir BBC.

Baca juga: AS, Australia, dan Jepang Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Militer Lawan China

3. Krisis properti China

Lemahnya aktivitas real estate dan sentimen negatif di sektor perumahan tidak diragukan lagi memperlambat pertumbuhan.

Krisis properti China telah memukul ekonomi dengan keras karena properti dan industri lain yang berkontribusi terhadapnya menyumbang hingga sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) China.

"Ketika kepercayaan lemah di pasar perumahan, itu membuat orang merasa tidak yakin tentang situasi ekonomi secara keseluruhan," kata Kuijs sebagaimana dilansir BBC.

Pembeli rumah telah menolak melakukan pembayaran hipotek pada bangunan yang belum selesai dan beberapa ragu rumah mereka akan pernah selesai. Permintaan untuk rumah baru turun dan itu telah mengurangi kebutuhan impor komoditas yang digunakan dalam konstruksi.

Terlepas dari upaya Beijing untuk menopang pasar real estat, harga rumah di puluhan kota telah menurun lebih dari 20 persen tahun ini.

Dengan pengembang properti di bawah tekanan, analis mengatakan pihak berwenang mungkin harus berbuat lebih banyak untuk memulihkan kepercayaan di pasar real estat.

Baca juga: Awal Mula Krisis Properti China dan Dampaknya

4. Perubahan iklim memperburuk keadaan

Cuaca ekstrem mulai berdampak jangka panjang pada industri China.

Gelombang panas yang parah, diikuti oleh kekeringan, melanda provinsi barat daya Sichuan dan kota Chongqing di sabuk tengah pada Agustus.

Ketika permintaan AC melonjak, itu membanjiri jaringan listrik di wilayah yang hampir seluruhnya bergantung pada tenaga air.

Pabrik-pabrik, termasuk produsen besar seperti pembuat iPhone Foxconn dan Tesla, terpaksa memangkas jam kerja atau tutup sama sekali.

Biro Statistik China mengatakan pada Agustus bahwa keuntungan di industri besi dan baja saja turun lebih dari 80 persen dalam tujuh bulan pertama tahun 2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pemerintah Beijing akhirnya turun tangan melakukan penyelamatan dengan menggelontorkan puluhan miliar dolar untuk mendukung perusahaan energi dan petani.

Baca juga: Kekeringan Ganggu Pasokan Listrik China, Shanghai Matikan Lampu Ikonik The Bund

Dasar Sungai Jialing di lokasi ia bertemu dengan sungai Yangtze terekspos karena kekeringan di Chonqing, China, Agustus 2022.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Dasar Sungai Jialing di lokasi ia bertemu dengan sungai Yangtze terekspos karena kekeringan di Chonqing, China, Agustus 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com