Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Demo Iran: Khamenei Tuding AS dan Israel Kobarkan Kerusuhan

Kompas.com - 03/10/2022, 18:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10/2022) menuduh Amerika Serikat (AS) dan Israel telah mengobarkan kerusuhan di Iran menyusul kematian Mahsa Amini.

Ini menjadi komentar publik pertama yang disampaikan Khamenei soal kerusuhan akibat kematian Mahsa Amini

"Saya mengatakan dengan jelas bahwa kerusuhan-kerusuhan dan ketidakamanan ini direkayasa oleh Amerika dan rezim pendudukan Zionis palsu, serta agen bayaran mereka, dengan bantuan beberapa pengkhianat Iran di luar negeri," kata dia.

Baca juga: UPDATE Demo Kematian Mahsa Amini di Iran, 92 Orang Tewas

Dia mengaku kematian Mahsa Amini sangat menghancurkan hatinya.

“Kematian wanita muda itu menghancurkan hati kami, tetapi yang tidak normal adalah bahwa beberapa orang, tanpa bukti atau penyelidikan, telah membuat jalan-jalan menjadi berbahaya, membakar Alquran, melepaskan jilbab dari wanita bercadar, membakar masjid dan mobil," tambah pemimpin tertinggi Iran itu, sebagimana dikutip dari AFP.

Protes kematian Mahsa Amini telah memasuki minggu ketiga sejak gadis itu dinyatakan meninggal pada 16 September.

Mahsa Amini meninggal beberapa hari setelah dia ditahan oleh polisi moral Iran karena diduga tidak menutup rambut secara sempurna dengan jilbab.

Berbicara pada upacara kelulusan militer Iran, Khamenei mengatakan bahwa polisi berkewajiban untuk melawan penjahat dan memastikan keamanan masyarakat.

Baca juga: Nekat Ngopi Tanpa Jilbab, Wanita Iran Kembali Ditangkap

"Melemahkan polisi berarti memperkuat penjahat. Mereka yang menyerang polisi membuat orang tidak berdaya melawan penjahat, preman, dan pencuri," kata dia.

Iran telah berulang kali menuduh kekuatan luar memicu protes nasional, terutama Amerika Serikat dan sekutunya.

Pada Jumat (30/9/2022), Kementerian Intelijen Iran mengatakan sembilan warga negara asing, termasuk dari Perancis, Jerman, Italia, Belanda dan Polandia telah ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com