Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali ke Afghanistan, Tentara Berbahaya Ini Dapat Fasilitas Mewah dan Dibiayai Taliban

Kompas.com - 08/08/2022, 13:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

“Dia tidak menyesal, tidak menyesal. Dia adalah ancaman, dia bisa membahayakan dunia. Dia seharusnya tidak dibebaskan.”

Kepada Guardian sumber itu mengatakan Hekmatullah tampaknya “sangat terlindungi”, dengan hubungan dekat dengan pejabat senior Taliban yang sekarang berada di pemerintahan.

“Taliban yang menyimpan dendam paling kuat, yang ingin membalas dendam, adalah mereka yang berada di penjara, termasuk dia, Hekmatullah. Dia masih memiliki kebencian.”

Pembebasan 5.000 tahanan Taliban menjadi bahan perdebatan sengit selama negosiasi antara AS dan perwakilan jaringan teror di Qatar.

Koalisi pimpinan AS keberatan dengan 200 tahanan karena sifat kejahatan mereka – serangan hijau-biru, atau menyerang sasaran sipil – atau karena mereka dianggap sebagai ancaman teror yang berkelanjutan. Hekmatullah termasuk di antara 200 orang itu.

Baca juga: Taliban Nyatakan Kelompok Afiliasi ISIS sebagai Sekte Palsu, Larang Warga Afghanistan Terlibat

Setelah negosiasi lebih lanjut, daftar keberatan dikurangi menjadi 15: Hekmatullah masih dalam daftar.

Setelah pembicaraan lebih lanjut, daftar keberatan hanya enam nama. Hekmatullah tetap di dalamnya, dianggap tidak layak untuk dibebaskan.

Pada Agustus 2020, perdana menteri saat itu Scott Morrison mengatakan dia berbicara langsung dengan presiden AS saat itu Donald Trump, mendesak agar Hekmatullah tetap dipenjara.

Hekmatullah, kata Morrison, "bertanggung jawab atas pembunuhan tiga warga Australia dan posisi kami adalah dia tidak boleh dibebaskan".

Tetapi AS menolak keberatan Australia, dengan alasan pembebasan tahanan teroris, meski tidak populer, akan mengarah pada “pengurangan kekerasan dan pembicaraan langsung yang menghasilkan kesepakatan damai dan diakhirinya perang” di Afghanistan.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menolak menjawab pertanyaan tentang Hekmatullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com