Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pemimpin Al-Qaeda Tewas, AS Peringatkan Balas Dendam dari Kelompok Teroris

Kompas.com - 03/08/2022, 13:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Menyusul pembunuhan pemimpin Al-Qaeda Ayman Al Zawahiri, Washington mendesak warga AS di luar negeri waspada terhadap kemungkinan kekerasan bermotif anti-Amerika.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, kematian Zawahiri dapat membuat pendukung Al-Qaeda atau kelompok terkait lainnya menargetkan fasilitas atau personel AS.

Dilansir BBC, Rabu (3/8/2022), Zawahiri tewas dalam serangan drone AS di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (31/7/2022).

Baca juga: Profil Ayman Al Zawahiri, Pemimpin Al Qaeda yang Tewas Dibunuh AS

Zawahiri telah membantu mendalangi serangan 11 September 2001 atau 9/11 di AS di mana hampir 3.000 orang kehilangan nyawa.

Zawahiri, seorang dokter asal Mesir, mengambil alih kepemimpinan Al Qaeda setelah Osama Bin Laden tewas pada 2011.

Kematian Zawahiri dikonfirmasi oleh Presiden AS Joe Biden pada Senin (1/8/2022). Biden menuturkan, Zawahiri telah “mengukir” jejak pembunuhan dan kekerasan terhadap warga AS.

Biden berujar, kematian Zawahiri akan membawa cerita akhir bagi keluarga korban serangan 9/11.

Baca juga: Taliban Tanggapi Pembunuhan Pemimpin Al Qaeda di Kabul, Sebut AS Lakukan Pelanggaran

Dia menambahkan, Zawahiri turut mendalangi sejumlah tindakan kekerasan lainnya, termasuk bom bunuh diri kapal perusak USS Cole di Aden pada Oktober 2000, yang menewaskan 17 pelaut AS.

Selain itu, Zawahiri juga dituding mendalangi serangan di Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania pada 1991, di mana 223 orang tewas.

“Kementerian Luar Negeri percaya ada potensi yang lebih tinggi untuk kekerasan anti-Amerika mengingat kematian Ayman al-Zawahiri pada 31 Juli 2022,” ujar kementerian itu dalam pembaruan kewaspadaan di seluruh dunia.

Baca juga: Pernyataan Biden atas Tewasnya Al Zawahiri, Pemimpin Al Qaeda Paling Dicari

“Informasi saat ini menunjukkan bahwa organisasi teroris terus merencanakan serangan terhadap kepentingan AS di berbagai wilayah di seluruh dunia,” tambah Kementerian Luar Negeri AS.

Kementerian Luar Negeri AS menambahkan, serangan-serangan tersebut dapat menggunakan bermacam taktik mulai dari operasi bunuh diri, pembunuhan, penculikan, pembajakan, dan pengeboman.

Kementerian tersebut juga mengimbau warga AS untuk waspada tingkat tinggi dan mempraktikan kesadaran situasional yang baik saat bepergian ke luar negeri.

Baca juga: Spek Rudal Hellfire R9X yang Buat Pemimpin Al Qaeda Tewas Tanpa Bekas Ledakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com