Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15.000 Tentara Rusia Tewas Selama Perang di Ukraina

Kompas.com - 21/07/2022, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – AS memperkirakan bahwa korban dari pihak Rusia dalam perang di Ukraina mencapai sekitar 15.000 korban tewas dan sekitar 45.000 korban luka.

Perkiraan tersebut disampaikan Direktur CIA William Burns dalam Forum Keamanan Aspen di Colorado pada Rabu (20/7/2022).

Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama hampir lima bulan dan Moskwa berhasil menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina.

Baca juga: Rusia Lanjutkan Pengiriman Gas ke Eropa via Pipa Nord Stream

Burns mengatakan, keuntungan tersebut harus dibayar mahal oleh Rusia, sebagaimana dilansir The New Arab.

“Perkiraan terbaru dari komunitas intelijen AS adalah sekitar 15.000 (pasukan Rusia) tewas dan mungkin tiga kali lipat terluka. Jadi kerugian yang cukup signifikan,” kata Burns.

Burns menambahkan, Ukraina juga mengalami kerugian yang besar, namun lebih sedikit dibandingkan Rusia.

Sejauh ini, Rusia selalu merahasiakan angka kematian dari militernya. Moskwa juga belum memperbarui angka korban sejak awal perang.

Baca juga: AS Kirim Lebih Banyak Sistem Roket ke Ukraina Setelah Rusia Memperluas Tujuan Perang

Terakhir kali Rusia merilis jumlah korban perang dari pihaknya adalah pada 25 Maret. Kala itu, Moskwa mengakui bahwa 1.351 tentara Rusia tewas.

Di sisi lain, Pemerintah Ukraina mengatakan pada Juni bahwa 100 hingga 200 tentara Ukraina terbunuh per hari.

Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berujar, tugas militer Rusia di Ukraina sekarang melampaui Donbass.

Tetapi, Burns mengatakan bahwa setidaknya untuk saat ini, konsentrasi pasukan militer Rusia di Donbass menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari kegagalan pada awal invasi, di mana Moskwa terhenti dalam serangannya di Kyiv.

Baca juga: Rusia Habiskan Banyak Uang untuk Lindungi Putin dari Covid

“Di satu sisi, apa yang telah dilakukan militer Rusia adalah mundur ke cara perang yang lebih nyaman,” kata Burns.

“Artinya, mereka menggunakan keunggulan dan daya tembak senjata jarak jauh untuk bertahan dan secara efektif menghancurkan target Ukraina dan untuk mengompensasi kelemahan pasukan yang mereka miliki,” lanjut Burns.

Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pembersihan internal besar-besaran selama perang.

Zelensky memecat banyak pejabat pemerintah, mengutip kegagalan mereka untuk membasmi mata-mata Rusia dan mengumumkan sejumlah kasus pengkhianatan.

Baca juga: Dubes Rusia Sarankan Pekerja Konstruksi Korut Diterjunkan Bangun Donbass

Padahal, AS telah menyediakan sejumlah besar informasi intelijen guna membantu memandu keputusan Ukraina dalam perang.

Informasi intelijen yang disediakan AS itu menimbulkan pertanyaan tentang apakah CIA dan Pentagon harus khawatir tentang infiltrasi Rusia.

Tetapi, Burns tampaknya mengecilkan kekhawatiran tersebut.

“Kami yakin bahwa kemitraan yang kami bangun efektif. Dan kami berbagi informasi intelijen dalam jumlah yang cukup signifikan dengan dinas Ukraina dan dengan kepemimpinan Ukraina yang mereka gunakan dengan sangat efektif,” ucap Burns.

Baca juga: Tanggapi Ancaman Pemangkasan Gas Rusia, Ini yang Dilakukan Uni Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com