KYIV, KOMPAS.com – Invasi Rusia ke Ukraina resmi memasuki hari ke-100 pada Jumat (3/6/2022) dan konflik terus berkecamuk di seluruh negeri.
Meskipun demikian, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan tidak ada ada tujuan strategis asli dari Rusia yang tercapai sejak Moskwa memulai invasinya pada 24 Februari.
Melalui pembaruan informasi intelijennya, Kementerian Pertahanan Inggris meyampaikan bahwa Rusia gagal mencapai banyak target utamanya meski sebelumnya Moskwa diprediksi dapat dengan mudah mencapainya.
Baca juga: Zelensky: Rusia Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina, Setara Gabungan 3 Negara
Dilansir Jerusalem Post, beberapa target utama Rusia yang gagal tercapai tersebut adalah merebut Kyiv dan lapangan terbang Hostomel.
Kegagalan-kegagalan Rusia tersebut sebagian besar disebabkan oleh perlawanan sengit dari Ukraina dan masalah logistik yang parah di pihak Moskwa.
Latest Defence Intelligence update on the situation in Ukraine - 3 June 2022
Find out more about the UK government's response: https://t.co/J6pg0zEINb???????? #StandWithUkraine ???????? pic.twitter.com/gtepCytay9
— Ministry of Defence ???????? (@DefenceHQ) June 3, 2022
Karena kegagalan itu, fokus operasional Rusia bergeser ke Ukraina timur, alias Donbass. Perang fase kedua pun dimulai.
Baca juga: Pandemi Covid-19 dan Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Momentum Uni Eropa Genjot Energi Terbarukan
Di daerah itu, Rusia banyak mendapat kesuksesan.
Keuntungan signifikan Rusia diperoleh di Donetsk dan Luhansk, dua wilayah yang sebelumnya dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
Rusia juga akhirnya menguasai Mariupol, kota pelabuhan penting di Ukraina timur, setelah menjalani pertempuran yang sengit.
Baca juga: China Larang Pesawat Curian Rusia Terbang di Wilayahnya
Sejumlah laporan juga menunjukkan bahwa setidaknya 90 persen dari Luhansk sekarang berada di bawah kendali Rusia.
Menurut informasi intelijen dari Kementerian Pertahanan Inggris, Rusia bisa sepenuhnya menduduki Luhansk 100 persen dalam dua pekan ke depan.
Namun, hal itu tidak akan ditebus Rusia dengan harga yang murah. Penguasaan Luhansk akan dibayar dengan harga yang mahal oleh Rusia.
Baca juga: Menteri Jerman: Ekonomi Rusia Segera Runtuh, Putin Tak Bisa Lagi Dapat Uang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.