Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Cacar Monyet Tiba-tiba Muncul di Seluruh Dunia, Mungkinkah Ada Mutasi Virus?

Kompas.com - 24/05/2022, 22:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di beberapa negara, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana virus, yang kerap ditemukan di Afrika tengah dan barat itu, berhasil menyebar.

Banyak pakar kesehatan mengatakan kasus cacar monyet di 12 negara tidak perlu membuat panik. Sebab, virus ini jauh lebih tidak menular daripada penyakit seperti Covid dan jarang berakibat fatal.

Meski demikian, penyebarannya yang meluas ke berbagai negara saat ini tetap dinilai sangat tidak biasa.

Baca juga: WHO: Vaksin Cacar Monyet Belum Diperlukan dan Ada Efek Sampingnya

Pertama kali diidentifikasi pada 1970, kasus cacar monyet biasanya hanya terjadi di luar Afrika tengah dan barat ketika seorang pelancong terinfeksi di sana dan kemudian kembali ke rumah.

Kasus-kasus ini biasanya tidak menyebabkan wabah yang lebih luas.

Dalam kasus lain yang jarang terjadi, hewan peliharaan impor terinfeksi dari hewan seperti hewan pengerat yang diyakini sebagai sumber penularan, kemudian menginfeksi pemiliknya.

Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus meningkat di negara-negara non-endemik, tanpa hubungan dengan perjalanan atau hewan yang diidentifikasi dalam sebagian besar kasus ini.

Lantas apa saja teori utama tentang mengapa kasus cacar monyet tiba-tiba muncul di seluruh dunia kali ini?

Baca juga: WHO: Cacar Monyet Termasuk Tantangan Berat Dunia, Sebesar Apa Bahayanya?

Perlindungan dari vaksin cacar berkurang

Prof Raina MacIntyre, yang mengepalai program biosekuriti di Institut Kirby, mengatakan kepada Medical Journal of Australia bahwa “berkurangnya kekebalan dari vaksinasi cacar mungkin berkontribusi pada meningkatnya wabah cacar monyet”.

“Sudah lebih dari 40-50 tahun sejak vaksinasi massal dihentikan,” katanya sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (23/5/2022).

Vaksin cacar menawarkan bonus perlindungan yang kuat terhadap cacar monyet.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases pada Februari, yang memperingatkan kasus monkeypox meningkat, juga mengaitkan hal ini dengan penghentian vaksinasi cacar yang meluas, mengingat virus tersebut dinyatakan telah diberantas oleh WHO.

Di beberapa negara di mana virus telah terdeteksi, seperti Australia, vaksinasi cacar massal tidak pernah diberikan.

Baca juga: Pedoman Cacar Monyet Terbaru dari Inggris: Kontak Erat Harus Isoman 21 Hari

Kasus sebenarnya telah meningkat sebelumnya

Ahli epidemiologi menandai peningkatan jumlah kasus sebelum WHO mengeluarkan peringatannya pada awal Mei.

Ada seruan untuk pengawasan di seluruh dunia yang lebih baik dan deteksi kasus cacar monyet sebelum wabah saat ini, karena data yang menunjukkan kebangkitan penyakit.

Antara 2010 dan 2019, kasus-kasus muncul kembali di Liberia dan Sierra Leone setelah absen selama empat dekade dan di Republik Afrika Tengah setelah tiga dekade, menurut penelitian yang diterbitkan pada Februari dan dipimpin oleh Pallas Health Research and Consultancy di Belanda.

Sejak pandemi Covid-19 dimulai, para peneliti dan petugas kesehatan di seluruh dunia juga lebih waspada terhadap gejala virus dan lebih cepat melaporkan sesuatu yang tidak biasa, sehingga deteksi kasus terjadi lebih cepat.

Baca juga: Virus Cacar Monyet Masuk Israel, Dikhawatirkan Menyebar ke Timur Tengah

Mungkinkah virus telah bermutasi?

Penyebaran dari manusia ke manusia tidak mudah untuk cacar monyet. Satu studi menemukan hanya 3 persen dari kontak dekat seseorang dengan penderita cacar monyet akan terinfeksi.

Tetapi peningkatan kasus yang aneh saat ini telah meningkatkan kemungkinan bahwa virus mungkin telah bermutasi, dengan cara yang membuat penularan dari orang ke orang lebih mungkin terjadi.

Namun, lebih banyak data dan analisis laboratorium diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini, dan untuk saat ini dugaan itu hanyalah sebuah teori.

Pengurutan virus di laboratorium sedang dilakukan oleh para ahli, dan hasilnya seharusnya dapat diumumkan dalam beberapa hari apakah virus telah berubah.

Meskipun cacar monyet telah ada selama beberapa dekade, cacar monyet tetap dianggap sebagai penyakit langka, yang berarti selalu ada lebih banyak hal untuk dipelajari tentangnya.

Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet: Gejala, Penyebab, dan Kenapa Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Virus mungkin hanya memanfaatkan situasi yang ideal

Cacar monyet menyebar di antara manusia, melalui kontak fisik yang dekat dengan seseorang yang memiliki gejala.

Cacar monyet dapat menyebabkan lesi berisi nanah yang berkembang di kulit, dan kontak dengan cairan dari ruam ini – termasuk kontak dari pakaian dan tempat tidur yang terkontaminasi – dapat menyebarkan virus.

Luka di mulut juga bisa menularkan virus.

Dalam wabah saat ini, telah terjadi pengelompokan di antara orang yang berhubungan seks sesama jenis, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tetapi para ahli memperingatkan agar tidak menyatakan penyebaran virus sebagai penyakit menular seksual, atau menghubungkannya dengan komunitas tertentu.

Jauh lebih mungkin bahwa kontak dekat yang terjadi selama berhubungan seks bertanggung jawab untuk penyebaran, dan bukannya saat hubungan seksual itu sendiri.

Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet: Gejala, Penyebab, dan Kenapa Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Sementara itu, WHO mendesak orang untuk tidak menstigmatisasi mereka yang didiagnosis dengan virus.

“Kami telah melihat pesan yang menstigmatisasi kelompok orang tertentu di sekitar wabah cacar monyet ini,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

“Kami ingin memperjelas bahwa ini tidak benar. Pertama-tama, siapa pun yang melakukan kontak fisik dekat dalam bentuk apa pun dengan seseorang yang menderita cacar monyet berisiko, terlepas dari siapa mereka, apa yang mereka lakukan, dengan siapa mereka memilih untuk berhubungan seks atau faktor lainnya.”

Bisa jadi virus itu tidak bermutasi sama sekali, tetapi memanfaatkan kesempatan yang ideal untuk menyebar ketika semua kondisinya tepat. Misalnya, dalam komunitas orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain, yang bisa membuat peluang penyebaran virus juga semakin banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com