Uji coba senjata dapat menutupi fokus perjalanan Biden yang lebih luas pada China, perdagangan, dan masalah regional lainnya.
Itu juga bisa menunjukkan kurangnya kemajuan dalam pembicaraan denuklirisasi dengan Korea Utara, meskipun pemerintahannya berjanji memecahkan kebuntuan dengan pendekatan praktis.
Korea Utara telah melakukan uji coba rudal berulang kali sejak Biden menjabat tahun lalu dan tahun ini melanjutkan peluncuran ICBM untuk pertama kalinya sejak 2017.
Setelah setiap peluncuran, Washington mendesak Korea Utara untuk kembali berdialog, tetapi tidak ada tanggapan.
Sementara itu, upaya AS untuk mendorong sanksi internasional yang lebih keras telah mendapat perlawanan dari Rusia dan China.
Analis mengatakan pandangan China tentang sanksi mungkin berubah dengan uji coba nuklir lainnya, tapi dukungan Rusia tampaknya tidak mungkin. Hal itu mengingat kampanye sanksi yang dipimpin AS atas intervensi Rusia di Ukraina.
Yoon diharapkan untuk mencari jaminan yang lebih besar dari Biden. Washington akan diharap memperkuat “ sistem pencegahannya” terhadap Korea Utara - referensi untuk perlindungan senjata nuklir AS bagi sekutunya.
Baca juga: Korea Utara: Lebih dari 1 Juta Orang Dikhawatirkan Telah Terinfeksi Covid-19
Pemerintahan Yoon telah meminta Washington untuk menempatkan lebih banyak "aset strategis" berkemampuan nuklir, seperti pengebom jarak jauh, kapal selam, dan kapal induk di wilayah tersebut.
Kim mengatakan kemungkinan Korea Utara melakukan uji coba nuklir akhir pekan ini tampak rendah, tetapi jika melakukan provokasi besar, aset tersebut siap untuk dimobilisasi.
Uji coba nuklir dapat memperumit upaya internasional untuk menawarkan bantuan kepada Pyongyang untuk menangani krisis Covid-nya.
Yoon telah menawarkan untuk membantu Korea Utara dengan masalah ini, dan analis mengharapkan Biden untuk mendukung upaya ini, meski pemerintahannya mengatakan tidak memiliki rencana untuk mengirim vaksin langsung ke Korea Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.