SEOUL, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan pada Senin (16/5/2022), bahwa negaranya tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk membantu Korea Utara ketika negara yang terisolasi itu memerangi wabah Covid-19.
Dia juga menegaskan kembali bahwa Korea Selatan akan tetap terbuka untuk bantuan kemanusiaan ke Korea Utara.
"Jika Korea Utara menanggapi (dukungan kami), kami tidak akan menyia-nyiakan obat-obatan termasuk vaksin Covid-19, peralatan medis, dan tenaga kesehatan," kata Yoon dalam pidato di sidang pleno Majelis Nasional, dilansir dari Reuters.
Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Militer Korea Utara Stabilkan Pasokan Obat di Tengah Wabah Covid-19
Secara terpisah dalam pidatonya, Yoon juga mengatakan dirinya akan membahas dengan Presiden AS Joe Biden cara-cara untuk memperkuat kerja sama di rantai pasokan global melalui Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik. Biden dijadwalkan mengunjungi negara itu minggu ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sendiri telah memerintahkan militer untuk menstabilkan distribusi obat-obatan Covid-19 di ibu kota Pyongyang, dalam pertempuran melawan wabah penyakit pertama yang dikonfirmasi di negara itu, kata media pemerintah.
Pekan lalu Korea Utara menyampaikan pengakuan tentang temuan kasus Covid-19 pertama dan wabah "eksplosif", dengan para ahli memperingatkan hal itu dapat mendatangkan kehancuran di negara dengan persediaan medis terbatas dan tidak ada program vaksin.
"Obat-obatan yang dibeli oleh negara tidak menjangkau orang-orang secara tepat waktu dan akurat," kata Kim dalam pertemuan darurat politbiro pada Minggu (15/5/2022), sebelum mengunjungi apotek di dekat Sungai Taedong di ibu kota, menurut kantor berita negara KCNA.
Baca juga: Korea Utara Laporkan Lebih Banyak Kematian, Kim Jong Un Akui Terjadi Bencana Besar
Kim memerintahkan pengerahan segera "pasukan kuat" korps medis tentara untuk menstabilkan pasokan obat-obatan di Kota Pyongyang.
Meskipun pihak berwenang telah memerintahkan distribusi obat-obatan cadangan nasional, apotek tidak dilengkapi dengan baik untuk menjalankan fungsinya dengan lancar, tambah Kim.
Menurut pemimpin Korea Utara itu, di antara kekurangan mereka adalah kurangnya penyimpanan obat yang memadai selain di etalase. Selain itu, tenaga penjual tidak dilengkapi dengan pakaian sanitasi yang layak dan kebersihan di sekitar mereka tidak memenuhi standar.
Dia mengkritik sikap kerja, organisasi dan eksekusi yang tidak bertanggung jawab oleh kabinet dan sektor kesehatan masyarakat di negaranya.
Baca juga: Korea Utara Konfirmasi Kematian Pertama akibat Covid-19 dan 187.000 Orang Diisolasi karena Demam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.