Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Konfirmasi Kasus Covid-19 untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 12/05/2022, 09:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

Pasalnya, sistem perawatan kesehatan Korea Utara buruk, dan ketidakstabilan mungkin dapat terjadi jika situasinya digabungkan dengan masalah lain seperti kekurangan pangan yang serius.

Klaim bebas virus corona Korea Utara sebelumnya telah dibantah oleh banyak pakar asing.

Tetapi pejabat Korea Selatan mengatakan Korea Utara kemungkinan telah menghindari wabah besar, sebagian karena melembagakan kontrol virus yang ketat hampir sejak awal pandemi.

Awal 2020 — sebelum virus corona menyebar ke seluruh dunia — Korea Utara mengambil langkah keras untuk mencegah virus, dan menggambarkannya sebagai masalah “keberadaan nasional.”

Baca juga: Korea Utara Diyakini Siap Uji Coba Rudal Lagi, AS Minta Dewan Keamanan PBB Segera Bertemu

Pemerintah Pyongyang mengkarantina orang-orang dengan gejala yang menyerupai Covid-19, dan menghentikan lalu lintas dan perdagangan lintas batas selama dua tahun.

Negara yang terisolasi ini bahkan diyakini telah memerintahkan pasukan untuk menembak di tempat setiap pelanggar yang melintasi perbatasannya.

Penutupan perbatasan yang ekstrem semakin mencekik ekonomi yang dirusak oleh salah urus selama beberapa dekade, dan sanksi yang melumpuhkan dari AS soal program senjata nuklir dan misilnya.

Kondisi tersebut dilaporkan telah mendorong Kim ke momen terberat pemerintahannya sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2011.

Korea Utara pada Januari secara tentatif membuka kembali lalu lintas barang kereta api antara kota perbatasan Sinuiju dan Dandong China.

Tetapi China mengumumkan penghentian perdagangan bulan lalu, karena masalah penyebaran Covid-19 di Dandong.

Baca juga: Pakai Legging dan Mengecat Rambut Bisa Dicap Pengkhianat di Korea Utara

Korea Utara tidak biasa mengakui terjangkitnya penyakit menular apa pun, meskipun Kim kadang-kadang jujur tentang masalah nasional dan sosial serta kegagalan kebijakan.

Selama pandemi flu pada 2009 ketika negara itu diperintah oleh ayahnya, Kim Jong Il, Korea Utara mengatakan bahwa sembilan orang di Pyongyang dan kota perbatasan barat laut Sinuiju telah terjangkit flu.

Beberapa ahli luar mengatakan pada saat pengakuan itu ditujukan untuk memenangkan bantuan dari luar.

Para ahli mengatakan Kim Jong Un masih belum secara terbuka meminta bantuan apa pun termasuk vaksin Covid-19 dari Amerika Serikat dan Korea Selatan, di tengah kebuntuan yang berkepanjangan dalam diplomasi nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com