Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal amina wadud, Wanita Pertama yang Pimpin Shalat Jumat di AS dan Inggris, Kini Menetap di Yogyakarta

Kompas.com - 16/04/2022, 11:25 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

"Saya cinta Indonesia, ini negara favorit saya," kata amina.

"Saya merasa lekat secara emosional terkait perkembangan saya sebagai seorang wanita Muslim selama saya tinggal di Asia Tenggara. Lucunya, ketika saya melakukan tes DNA, saya pikir mungkin saya punya darah Asia. (Ternyata) tidak sama sekali!" tutur amina.

Selama tinggal di Yogyakarta, kebutuhan akademik maupun non-akademik amina dibantu oleh seorang asisten, yang merupakan mahasiswa S3 dari UGM, Maurisa Zinira.

"Ibu Amina walaupun dari Amerika, tapi terkadang seperti orang Jawa. Karena suka merasa tidak enakan [dalam meminta tolong]," kata Maurisa.

"Misalnya lagi repot sekali, beliau akan minta maaf berkali-kali. Padahal saya senang-senang saja. Saya selalu bilang 'Bu, saya mengagumimu sejak di bangku S1, menjadi asisten Anda adalah berkah buat saya'," katanya lagi.

Baca juga: Arab Saudi Berlakukan Denda Rp38 Juta Bagi Siapa Saja yang Umrah Tanpa Izin, Perhatikan Syaratnya

Maurisa saat ini tengah melakukan penelitian untuk disertasi programnya mengenai perempuan yang pernah berafiliasi dengan organisasi Islam terlarang; apa yang menjadi motivasi mereka bertahan di lingkungan yang tidak menguntungkan bagi perempuan.

"Sedikit-sedikit [saya] dikoreksi. 'Kamu kok bias?'," kata Maurisa menceritakan bagaimana amina tetap kritis akan penelitiannya meski bukan dosen pembimbingnya.

"Ibu amina itu [rasa keadilan] gendernya kuat sekali. Tapi walaupun begitu, beliau ingin saya tidak bias [dalam menilai]," lanjut Maurisa.

Saat ini, amina tengah mengambil periode sabbatical atau cuti panjang dari mengajar.

Meski demikian, pada 14 Februari lalu, amina meluncurkan sebuah inisiatif global bernama QIST, singkatan dari Queer Islamic Studies and Theology.

Melalui situsnya, QIST menampilkan diskusi virtual, narasumber, dan karya-karya dengan topik keragaman seksualitas dan gender dalam konteks Islam oleh komunitas Muslim yang mengidentifikasi diri mereka sebagai queer, maupun dari ally atau para pendukung yang belum tentu mengidentifikasi diri mereka sebagai queer.

"Anda tidak bisa mengira-ngira nilai prinsip-prinsip tertentu seperti keadilan, atau kesetaraan, atau harga diri [bagi seseorang], kecuali oleh orang yang bersangkutan," kata amina mengenai tujuannya mendirikan QIST.

"Misalnya, Anda tidak bisa menilai bahwa sesuatu itu adil bagi perempuan Muslim, tapi Anda tidak pernah berdiskusi dengan perempuan muslim mengenai hal itu. Jadi kami menginginkan pendekatan yang sama pada QIST," lanjut amina.

Menurut eksekutif manajer QIST, Ersa yang juga berafiliasi dengan Feminis Yogya, QIST adalah medium bagi Muslim queer untuk menampilkan karya dan pemikiran mereka.

"Harapannya semoga mereka [komunitas queer] bisa menemukan tempat untuk mereka bisa belajar banyak hal, soal bagaimana keimanan mereka kepada Tuhan dan seksualitas mereka bukanlah hal yang bertolak belakang," kata Ersa yang memilih untuk hanya menggunakan nama depan saja.

Meski diluncurkan dari Indonesia, QIST tidak ditujukan bagi Muslim di Indonesia saja. QIST dapat diakses dari mana saja dan oleh siapa saja yang tertarik akan kajian keadilan gender dalam Islam - terlepas dari identitas seksual masing-masing.

"Walaupun kami tidak membuat QIST, 'queer Muslim' itu tetap ada. QIST ini bukan untuk mengedukasi orang 'ayo jadi queer Muslim.' Bukan. Kami hanya memberikan tempat saja untuk mereka," kata Ersa

Iman Islam tidak goyah 50 tahun kemudian

Hingga sekarang, amina masih mempraktikan meditasi. Ia juga menggunakan meja yang BBC lihat di rumahnya sebagai altar untuk memajang benda-benda yang melambangkan kehidupannya dan energi yang ia ingin datangkan.

Kepada BBC, amina mengatakan bahwa ia telah mempersilakan dirinya untuk merangkul warisan spiritual masa lalunya. Ia juga memandang dirinya sebagai Muslim eklektik, yang berarti percampuran berbagai hal.

Baca juga: Penampakan Robot Penyedot Debu yang Dipakai untuk Bersihkan Atap Kakbah

"Saya telah tiba pada sebuah tempat di mana hubungan saya dengan Allah sangat erat, sehingga tidak ada hal-hal bersifat duniawi dapat mengalihkan saya dari kesetiaan dan kecintaan itu," kata amina.

"Pun jika saya merasa tradisi sakral lain merupakan bagian dari hidup saya, itu tidak mengancam keimanan Islam saya. Saya masih percaya bahwa 'tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah...'".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com