JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pada Kamis (7/4/2022) meminta dugaan pembantaian warga sipil oleh Rusia di kota Bucha, Ukraina, diselidiki secara independen.
Permintaan penyelidikan pembantaian di Bucha Ukraina itu diutarakan menyusul kecaman internasional setelah para pejabat Ukraina mengatakan, ratusan warga sipil ditemukan dieksekusi di daerah-daerah lokasi tentara Rusia ditarik di sekitar ibu kota Kyiv.
Indonesia yang akan memimpin KTT G20 di Bali pada November menyatakan dukungannya atas inisiatif PBB membentuk tim independen guna menyelidiki pembunuhan tersebut.
Baca juga: Gambar Satelit Tunjukkan Mayat di Bucha Sudah Berminggu-minggu, Patahkan Klaim Rusia
Kantor berita AFP melaporkan, Indonesia menampilkan dirinya sebagai penengah yang tidak berpihak dan sejauh ini menahan diri tidak mengecam Rusia secara terbuka sejak invasinya ke Ukraina pada Februari.
"Kami berharap akan ada tim investigasi independen untuk menjelaskan apa yang terjadi, terlepas dari berbagai laporan yang kami ikuti," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam konferensi pers.
“Hilangnya nyawa, baik itu dari warga sipil, tentara atau aparat keamanan adalah sesuatu yang sangat kami sesali, dan untuk itu, kami menyampaikan keprihatinan kami yang terdalam,” lanjutnya dikutip dari AFP.
Baca juga: Mayat-mayat Bergelimpangan di Bucha Ukraina, Salah Satu Jenazah Tangannya Terikat
Indonesia memegang kursi kepresidenan G20 tahun ini dan berkata, akan menggelar KTT tersebut secara netral meskipun ada tekanan dari negara-negara Barat agar Rusia didepak.
Temuan ratusan pembantaian di Bucha Ukraina membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam pembunuhan itu sebagai kejahatan perang dan genosida.
Namun, Rusia membantah tuduhan bahwa unitnya bertanggung jawab, dengan mengeklaim foto-foto mengerikan dari para korban tewas adalah palsu atau pembantaian terjadi setelah pasukannya mundur.
Baca juga: Rusia Bantah Lakukan Pembantaian di Bucha Ukraina, Ini 7 Klaimnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.