Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sebut Semua Orang Tahu Siapa yang Paling Harus Disalahkan atas Perang Ukraina

Kompas.com - 25/03/2022, 07:27 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan China telah menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) sebagai pembohong dan pembuat onar dan mengatakan bahwa semua orang tahu negara mana yang menjadi pemrakarsa terbesar krisis Ukraina.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian pada Kamis (24/3/2022), mengomentari tuduhan dari pejabat AS yang tidak disebutkan namanya bahwa China mengetahui sebelumnya tentang serangan Rusia ke Ukraina dan bahkan telah meminta Moskwa menundanya sampai setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Wu mengutuk klaim tersebut.

Baca juga: Pemimpin Chechnya Klaim Pasukannya Kuasai Balai Kota Mariupol, Kibarkan Bendera Rusia

Dia juga mengecam laporan tentang China yang diduga menawarkan bantuan militer ke Rusia, dengan mengatakan ada disinformasi mutlak yang hanya bertujuan untuk menyalahkan dan melemparkan lumpur ke China.

“Tuduhan itu menunjukkan wajah AS yang sebenarnya sebagai pembohong dan pembuat masalah," katanya dikutip dari Russia Today (RT).

Wu menambahkan bahwa negaranya dengan tegas menentang upaya AS untuk menyebarkan informasi palsu dan jahat yang menargetkan China mengenai masalah Ukraina.

Dia menekankan bahwa perang Ukraina telah dihasilkan dari berbagai alasan dan dalam konteks sejarah yang kompleks.

"(Tetapi) Kita semua memahami kekuatan besar mana yang memikul tanggung jawab terbesar untuk krisis di Ukraina saat ini," ungkap Wu, dalam sebuah olokan yang jelas ditujukan ke Washington.

Baca juga: Niat Putin Hadiri KTT G20 di Bali Didukung China, Bagaimana Sikap Indonesia?

Dia mengatakan Beijing ingin semua pihak menjaga pintu terbuka untuk dialog, konsultasi dan negosiasi untuk mengurangi situasi ketegangan di Ukraina.

Wu menyatakan bahwa China akan memainkan peran konstruktif dalam mencari dan mewujudkan perdamaian.

Dia menyerukan diperlukannya arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan.

Wu menyebut bahwa sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, negara tersebut tidak pernah menginvasi negara lain, tidak pernah terlibat dalam perang proksi, tidak pernah mencari pengaruh, atau berpartisipasi dalam konfrontasi blok militer.

Pernyataan Wu Qian ini diketahui datang pada hari yang sama ketika Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Ukraina, bersama dengan negara-negara Uni Eropa, telah berubah menjadi "instrumen" Amerika Serikat.

Rusia diketahui telah menyerang Ukraina pada 24 Februari.

Protokol yang ditengahi Jerman dan Perancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-29 Serangan Rusia ke Ukraina, KTT NATO Digelar, Klaim Moskwa Gunakan Bom Fosfor

Rusia telah menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kyiv bersikeras bahwa serangan Rusia benar-benar tidak beralasan, menyangkal klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali republik Donbass dengan paksa.

Sejak serangan Rusia dimulai, AS bersama dengan mitra internasionalnya telah memberlakukan sejumlah sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com