Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Putin, Testing The Water

Kompas.com - 02/03/2022, 11:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dan, kekalahan pertama, melahirkan Revolusi Bolshevik, yang mengakhiri kekaisarannya.

Putin juga belajar dari kasus kekalahan Tsar Nicholas I, yang kalah dalam perang melawan kekuatan Barat dan Ottoman (1854).

Akibat kekalahan itu, Rusia terisolasi dan akhirnya kehilangan Sevastopol, juga netralisasi militer Laut Hitam, meskipun berhasil menyelamatkan Krimea.

Tsar Nicholas I akhirnya meninggal karena radang paru-paru (1855). Tetapi, ada yang menyatakan, kekalahan itu penyebab utama kematiannya. Ia sakit tak mau diobati. (Anton Bebler, Romanian Journal of European Affairs, Vo.15. No.1, March 2015).

Itulah sebabnya, secara tegas—bahkan mengancam, siapa yang ikut-ikut akan kena getahnya—menggerakkan tentaranya ke Ukraina.

Hitungannya, NATO tak bergerak, sehingga ia tidak akan bernasib seperti Tsar Nicholas I dan II.

Dan kalau toh ada ekskalasi perang, Putin tidak akan ragu untuk mengorbankan nyawa ribuan bahkan jutaan orang jika dia percaya itu adalah satu-satunya cara untuk melestarikan ambisinya.

Penyimpangan Geopolitik

Kata Putin, Ukraina yang independen (merdeka) adalah sebuah penyimpangan geopolitik.

Menurut pendapat Putin, “akar sejarah kita (Ukraina dan Rusia), spiritual, dan yang lain-lain memberikan kepada kita bahwa pada intinya kita adalah satu bangsa.”

Dan, karena itu, “Saya tidak membedakan sama sekali orang Ukraina dan Rusia.” (Vladislav Inozemtsev, 2019, Kremlin-Linked Forces In Ukraine’s 2019 Elections).

Putin juga tidak melupakan kata-kata Zbigniew Brzezinski (1928-2017)—penasihat keamanan nasional AS zaman Presiden Jimmy Carter, yang memainkan peran penting dalam perundingan senjata nuklir SALT II antara AS dan Uni Soviet dan berusaha mempertahankan kekuasaan Shah Iran Reza Pahlevi—yang mengatakan bahwa “tanpa Ukraina, Rusia tidak lagi menjadi kerajaan Eurasia;”

Namun, kata Brzezinski, jika Moskow mendapatkan kembali kendali atas Ukraina, Rusia secara otomatis mendapatkan kembali kemampuan untuk menjadi negara kekaisaran yang kuat; menjangkau Eropa dan Asia.

Oleh karena itu bagi Kremlin, hilangnya Ukraina berarti adalah kehilangan besar. Akibatnya, Vladimir Putin menganggap kerugian seperti itu tidak dapat diterima dan semakin besar kerugian ini, kalau dibiarkan saja.

Maka, Ukraina harus kembali ada “di bawah kepak sayap elang berkepala dua” atau sekurang-kurangnya tetap netral, tidak masuk NATO.

Sekarang ini, seperti dikatakan Christina Kulich, Rusia sedang “testing the water” dan Barat membiarkan testing itu berlangsung.

Ini sama seperti saat Rusia menginvasi Georgia selama lima hari 2008 yang berujung pada lepasnya wilayah Abkhazia dan South Ossetia; dan Krimea 2014. Ketika itu, dunia diam saja, kecuali berteriak.

Sekarang hal yang sama terjadi. Rakyat Ukraina, yang menjadi korbannya. Apa yang akan terjadi selanjutnya, kita tunggu permainan Putin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com