WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Badan-badan intelijen AS yakin Rusia telah membentuk rencana untuk mengarang dalih invasi ke Ukraina.
Ada potensi produksi video propaganda yang menunjukkan serangan yang direkayasa.
Dilansir Reuters, AS menuduh Rusia merumuskan beberapa opsi untuk memberinya alasan melakukan invasi ke Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara Barat.
Baca juga: POPULER GLOBAL: Influencer Terobsesi Jimin BTS Perpendek Penis | Pasukan Rusia dekat Ukraina
Salah satu opsinya adalah video palsu yang menunjukkan gambar setelah ledakan yang menargetkan orang-orang Rusia, yang menampilkan mayat, pelayat dan peralatan yang tampaknya milik Ukraina atau negara-negara sekutu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menegaskan hal ini.
"Video itu akan dirilis untuk menggarisbawahi ancaman terhadap keamanan Rusia dan untuk mendukung operasi militer," kata pejabat itu.
"Video ini, jika dirilis, dapat memberikan Putin percikan yang dia butuhkan untuk memulai dan membenarkan operasi militer melawan Ukraina."
Baca juga: Inggris dan Rusia Sepakat Menuju Resolusi Damai dalam Konflik Ukraina
Kantor berita TASS mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menanggapi laporan ini.
"Ini bukan laporan pertama. Hal serupa juga dikatakan sebelumnya. Tapi tidak ada yang keluar."
Para pejabat AS mengatakan mereka mempublikasikan tuduhan paling spesifik tentang kemungkinan propaganda Rusia untuk "menghalangi" Moskow agar tidak menindaklanjuti rencana semacam itu.
Mereka mengatakan belum jelas apakah Rusia telah memutuskan untuk mengambil langkah seperti itu atau apakah mereka telah memutuskan untuk menyerang Ukraina.
"Produksi video propaganda ini adalah salah satu dari sejumlah opsi yang dikembangkan pemerintah Rusia sebagai dalih palsu untuk memulai dan berpotensi membenarkan agresi militer terhadap Ukraina," kata Price kepada wartawan.
Baca juga: Menlu Ukraina: Diplomasi dengan Rusia Berhasil, tapi Jangan Santai Dulu
"Kami tidak tahu apakah Rusia akan menggunakan ini atau opsi lain dalam beberapa hari mendatang," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.