WASHINGTON, KOMPAS.com – Sebagai langkah lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas perlunya reformasi di Otoritas Palestina dalam panggilan telepon dengan Presiden Mahmoud Abbas pada Senin (31/1/2022).
Hal tersebut dikemukakan oleh Departemen Luar Negeri AS.
Presiden AS Joe Biden seperti diketahui telah berusaha untuk memperbaiki hubungan yang melemah ketika pendahulunya, Presiden Donald Trump, memangkas bantuan untuk Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki Israel dan menutup konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem.
Baca juga: Film Dokumenter Ungkap Pembantaian Warga Palestina oleh Israel
Pemerintahan Biden telah memulihkan bantuan dan berjanji untuk membuka kembali konsulat atas keberatan Israel, sambil mendesak Presiden Mamoud Abbas, 86, untuk mengubah beberapa kebijakan.
Ini termasuk pemberian tunjangan yang dilakukan otoritas pemerintahannya sendiri kepada orang-orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Saat memberi penjelasan kepada wartawan pada Senin, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price tidak menyinggung soal tunjangan tahanan, tetapi mengatakan Blinken dan Abbas membahas "perlunya reformasi di dalam Otoritas Palestina".
“Keduanya juga membahas kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Palestina dengan cara yang nyata," kata Price, sebagaimana diberitakan Reuters, Selasa (1/2/2022).
Dalam pembacaan panggilan telepon, kantor Abbas tidak menyebutkan diskusi reformasi dalam otoritas, yang menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di wilayah Tepi Barat yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Baca juga: Warga Palestina Meninggal Tak Wajar Setelah Ditahan Tentara Israel
Abbas mengatakan kepada Blinken bahwa Israel harus menghentikan penyalahgunaan tahanan dan pemotongan pajak.
Israel pada 2018 mulai mengurangi nilai tunjangan tahanan dari pajak yang dikumpulkannya atas nama Otoritas Palestina dan mentransfernya setiap bulan.
Israel dan AS merasa tunjangan yang dibagikan setiap bulan kepada para tahanan, kerabat mereka, dan keluarga warga Palestina yang terbunuh karena diduga melakukan serangan, akan mendorong kekerasan lebih lanjut.
Orang-orang Palestina menganggap mereka sebagai bentuk kesejahteraan bagi narapidana dan keluarga yang mereka anggap sebagai pahlawan nasional.
Baca juga: Pria Palestina Selundupkan Spermanya ke Luar Penjara Israel, Punya 4 Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.