Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Telepon Presiden Palestina, Bahas Perlunya Reformasi di Otoritas Palestina

Kompas.com - 01/02/2022, 06:50 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON, KOMPAS.com – Sebagai langkah lebih lanjut untuk memperkuat hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas perlunya reformasi di Otoritas Palestina dalam panggilan telepon dengan Presiden Mahmoud Abbas pada Senin (31/1/2022).

Hal tersebut dikemukakan oleh Departemen Luar Negeri AS.

Presiden AS Joe Biden seperti diketahui telah berusaha untuk memperbaiki hubungan yang melemah ketika pendahulunya, Presiden Donald Trump, memangkas bantuan untuk Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki Israel dan menutup konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem.

Baca juga: Film Dokumenter Ungkap Pembantaian Warga Palestina oleh Israel

Pemerintahan Biden telah memulihkan bantuan dan berjanji untuk membuka kembali konsulat atas keberatan Israel, sambil mendesak Presiden Mamoud Abbas, 86, untuk mengubah beberapa kebijakan.

Ini termasuk pemberian tunjangan yang dilakukan otoritas pemerintahannya sendiri kepada orang-orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Saat memberi penjelasan kepada wartawan pada Senin, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price tidak menyinggung soal tunjangan tahanan, tetapi mengatakan Blinken dan Abbas membahas "perlunya reformasi di dalam Otoritas Palestina".

“Keduanya juga membahas kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Palestina dengan cara yang nyata," kata Price, sebagaimana diberitakan Reuters, Selasa (1/2/2022).

Dalam pembacaan panggilan telepon, kantor Abbas tidak menyebutkan diskusi reformasi dalam otoritas, yang menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di wilayah Tepi Barat yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Baca juga: Warga Palestina Meninggal Tak Wajar Setelah Ditahan Tentara Israel

Abbas mengatakan kepada Blinken bahwa Israel harus menghentikan penyalahgunaan tahanan dan pemotongan pajak.

Israel pada 2018 mulai mengurangi nilai tunjangan tahanan dari pajak yang dikumpulkannya atas nama Otoritas Palestina dan mentransfernya setiap bulan.

Israel dan AS merasa tunjangan yang dibagikan setiap bulan kepada para tahanan, kerabat mereka, dan keluarga warga Palestina yang terbunuh karena diduga melakukan serangan, akan mendorong kekerasan lebih lanjut.

Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) di Ramallah, Mei 2021AP PHOTO/ALEX BRANDON via DW INDONESIA Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) di Ramallah, Mei 2021

Orang-orang Palestina menganggap mereka sebagai bentuk kesejahteraan bagi narapidana dan keluarga yang mereka anggap sebagai pahlawan nasional.

Baca juga: Pria Palestina Selundupkan Spermanya ke Luar Penjara Israel, Punya 4 Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com