Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Perang Dunia II yang Hilang Misterius pada 1945 Ditemukan di Pedalaman Himalaya

Kompas.com - 22/01/2022, 22:07 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pesawat Perang Dunia II yang hilang misterius hampir 80 tahun lamanya, ditemukan di wilayah terpencil Himalaya.

Burung besi yang jatuh tanpa ada korban selamat tersebut ditemukan setelah pencarian berbahaya yang menyebabkan kematian tiga pemandu.

Pesawat angkut C-46 yang membawa 13 orang dari Kunming di China selatan itu menghilang dalam badai di atas bentangan pegunungan negara bagian Arunachal Pradesh, India, pada minggu pertama tahun 1945.

Baca juga: Pesawat Pengebom Siluman Tertangkap Kamera Google Earth Saat Terbang, Begini Penampakannya...

"Pesawat itu tidak pernah terdengar lagi. Menghilang begitu saja," kata Clayton Kuhles, petualang AS yang memimpin misi setelah permintaan dari putra salah satu penumpang korban pesawat yang malang itu.

Ekspedisi memakan waktu berbulan-bulan. Kuhles dan tim pemandu dari kelompok etnis Lisu lokal mengarungi sungai setinggi dada dan berkemah di suhu beku di ketinggian.

Dikutip dari kantor berita AFP pada Jumat (21/1/2022), tiga pemandu meninggal karena hipotermia pada tahap awal misi saat berkemah selama badai salju September.

Tim akhirnya menemukan pesawat di puncak gunung yang tertutup salju bulan lalu. Mereka dapat mengidentifikasi puing-puing pesawat itu dengan nomor ekor.

Tidak ada sisa-sisa jasad manusia di reruntuhan pesawat angkut C-46 tersebut.

Kuhles ditugaskan untuk melakukan pencarian oleh Bill Scherer, yang ayahnya sebagai petugas berada di dalam pesawat ketika jatuh.

"Yang bisa saya katakan adalah saya sangat gembira, hanya mengetahui di mana dia berada. Ini menyedihkan tapi menggembirakan," kata Scherer kepada AFP melalui e-mail dari New York.

"Saya tumbuh tanpa ayah. Yang bisa saya pikirkan hanyalah ibu saya yang malang, mendapatkan telegram dan mengetahui suaminya hilang dan dia ditinggalkan bersama saya, seorang bayi laki-laki berusia 13 bulan."

Ratusan pesawat militer AS hilang di sekitar wilayah operasi di India, China, dan Myanmar selama Perang Dunia II.

Tembakan musuh dari pasukan Jepang menyebabkan beberapa pesawat jatuh, tetapi Kuhles mengatakan, sebagian besar di antaranya diyakini jatuh oleh akibat menabrak es, angin badai, dan kondisi cuaca buruk lainnya.

Baca juga: Limbah Kotoran Manusia Jatuh dari Atas Pesawat Guyur Warga dan Kebunnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com