Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kasus Visa Novak Djokovic “Dimanfaatkan” oleh Kelompok Anti-Vaksin

Kompas.com - 11/01/2022, 21:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

MELBOURNE, KOMPAS.com - Kasus visa Novak Djokovic melawan deportasi dari Australia karena status vaksinasi Covid-19 mendapat dukungan dari kelompok anti-vaksin, yang telah memanfaatkan kasusnya untuk mendorong gerakan mereka.

Petenis nomor satu dunia putra itu telah lama menolak mengungkapkan status vaksinasi Covid-nya, sebelum dokumen pengadilan akhirnya menunjukkan bahwa dia tidak menerima vaksin Covid-19.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Kenapa Indonesia Setop Ekspor Batu Bara | Novak Djokovic Menang di Pengadilan

Novak Djokovic pun telah meraih kemenangan mengejutkan atas pemerintah Australia pada Senin (10/1/2022), untuk membatalkan pembatalan visanya.

Berita itu disambut dengan kegembiraan dari kelompok-kelompok dan tokoh-tokoh terkenal yang berusaha melemahkan upaya vaksinasi Covid.

Sebuah pesan yang menyerukan orang-orang untuk berkumpul di luar tempat penahanan Djokovic di Melbourne diunggah di sebuah grup Telegram, yang memiliki lebih dari 16.000 anggota dan didedikasikan untuk mengorganisir protes.

Layanan pesan pribadi Telegram telah menjadi alternatif populer untuk kelompok anti-vaksin. Sebab raksasa media sosial dunia menghapus informasi yang salah dari platform mereka.

"Perbarui visa Novak. Tidak ada paspor vaksin. Akhiri segregasi medis," bunyi salah satu plakat yang dipajang oleh seorang demonstran di luar pusat “penahanan” atlet itu, yang diedarkan di grup Telegram.

Protes Senin (10/1/2022) disiarkan langsung oleh Real Rukshan, yang menjadi terkenal setelah menyiarkan demonstrasi anti-vaksin di Melbourne, termasuk demonstrasi kekerasan pada bulan September yang melibatkan pekerja konstruksi.

Baca juga: Menang di Pengadilan, Novak Djokovic Dibebaskan dari Tahanan Imigrasi Australia

Satu kelompok anti-lockdown, Reignite Democracy Australia, menyuarakan apakah kasus visa Novak Djokovic adalah "suar harapan" dalam perang melawan vaksin.

Tokoh lain yang mengambil Visa Novak Djokovic termasuk Craig Kelly, seorang skeptis vaksin dan politisi yang menggunakan Telegram untuk "meminta maaf" kepada pemain tenis dunia itu, atas nama Australia.

Di media sosial, tagar #FreeNovak dan #IStandWithNovak menarik perhatian atas kasus visa Novak Djokovic, tetapi di saat yang sama juga menjadi rujukkan untuk misinformasi vaksin dan teori konspirasi.

Foto-foto pendiri Microsoft Bill Gates bersama bintang tenis Rafael Nadal dan Roger Federer beredar untuk menunjukkan bahwa ketiganya adalah bagian dari konspirasi vaksin.

Orang-orang yang dekat dengan Djokovic juga telah berbagi klaim yang belum diverifikasi tentang vaksin Covid di masa lalu.

Jelena, mitra Djokovic, memiliki unggahan Instagram yang ditandai sebagai informasi palsu pada April 2020, karena mengeklaim bahwa teknologi 5G adalah penyebab virus tersebut.

Baca juga: Sidang Visa Novak Djokovic Dimulai, Ini 4 Kemungkinan Nasibnya di Australia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketika Korea Utara dan Korea Selatan Adu Propaganda dengan Balon...

Ketika Korea Utara dan Korea Selatan Adu Propaganda dengan Balon...

Global
Denmark Tarik Merek Mi Instan dari Korea Selatan karena Terlalu Pedas

Denmark Tarik Merek Mi Instan dari Korea Selatan karena Terlalu Pedas

Global
Asia Catat Jumlah Kematian Dini Tertinggi di Dunia Akibat Polusi Udara

Asia Catat Jumlah Kematian Dini Tertinggi di Dunia Akibat Polusi Udara

Global
 Unik, Buku tentang Pelarangan Buku Dilarang di Sekolah Florida

Unik, Buku tentang Pelarangan Buku Dilarang di Sekolah Florida

Global
Kesal Dipecat, Karyawan Hapus Server Perusahaan Hingga Rugi Rp 11 Miliar

Kesal Dipecat, Karyawan Hapus Server Perusahaan Hingga Rugi Rp 11 Miliar

Global
90 Proyektil Ditembakkan dari Lebanon Usai Israel Tewaskan Komandan Senior Hezbollah

90 Proyektil Ditembakkan dari Lebanon Usai Israel Tewaskan Komandan Senior Hezbollah

Global
Hunter Biden Dinyatakan Bersalah, Apa Dampaknya bagi Joe Biden?

Hunter Biden Dinyatakan Bersalah, Apa Dampaknya bagi Joe Biden?

Internasional
Kebakaran di Gedung Perumahan Pekerja Kuwait, 41 Orang Tewas

Kebakaran di Gedung Perumahan Pekerja Kuwait, 41 Orang Tewas

Global
Skandal AI Sekolah Victoria, 50 Foto Siswi Direkayasa Tak Senonoh

Skandal AI Sekolah Victoria, 50 Foto Siswi Direkayasa Tak Senonoh

Global
AS Evaluasi Respons Hamas yang Minta Penghentian Perang Sepenuhnya

AS Evaluasi Respons Hamas yang Minta Penghentian Perang Sepenuhnya

Global
Ukraina Jatuhkan 24 Drone dan 6 Rudal Rusia, Beberapa Sasar Kyiv

Ukraina Jatuhkan 24 Drone dan 6 Rudal Rusia, Beberapa Sasar Kyiv

Global
Berbagai Cara Rusia Pakai Jalur Rahasia untuk Dapatkan Barang Impor

Berbagai Cara Rusia Pakai Jalur Rahasia untuk Dapatkan Barang Impor

Internasional
Diprotes Tetangga, Apartemen di Jepang Dirobohkan karena Halangi Pemandangan Gunung Fuji

Diprotes Tetangga, Apartemen di Jepang Dirobohkan karena Halangi Pemandangan Gunung Fuji

Global
'Spider-Man' Polandia Ditangkap di Argentina Saat Panjat Gedung 30 Lantai

"Spider-Man" Polandia Ditangkap di Argentina Saat Panjat Gedung 30 Lantai

Global
Bocoran Percakapan yang Diklaim dari Pemimpin Hamas Sebut Kematian Warga Sipil adalah 'Pengorbanan yang Perlu'

Bocoran Percakapan yang Diklaim dari Pemimpin Hamas Sebut Kematian Warga Sipil adalah "Pengorbanan yang Perlu"

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com