Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merdeka 118 Malaysia Akan Jadi Gedung Tertinggi Kedua di Dunia

Kompas.com - 04/12/2021, 18:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Gedung Merdeka 118 Malaysia akan ditetapkan untuk menjadi gedung tertinggi kedua di dunia, setelah selesai tahun depan, melansir CNN pada Jumat (3/12/2021).

Puncak Gedung Merdeka, pencakar langit setinggi 118 lantai telah mencapai ketinggian lebih dari 2.227 kaki di atas ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.

Baca juga: Viral Video Bocah Laki-laki Melompat Melintasi Celah Atap Gedung 22 Lantai di China

Pencakar langit itu sekarang berdiri lebih tinggi dari Menara Shanghai setinggi 2.073 kaki di China dan hanya dikerdilkan oleh Burj Khalifa di Dubai.

Pada upacara yang menandai selesainya puncak menara pada Selasa (30/11/2021), Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menggambarkan proyek itu sebagai "menara ikonik untuk masa depan."

"Ini bukan hanya pencapaian besar di bidang teknik. Tapi itu juga semakin memperkuat posisi Malaysia sebagai negara modern dan maju," katanya kepada wartawan.

Bangunan 3,1 juta kaki persegi luas lantai ini, lebih dari setengahnya akan ditawarkan sebagai kantor. Menara ini juga akan menampung mal, masjid, hotel Park Hyatt, dan dek observasi tertinggi di Asia Tenggara.

Situs empat hektar yang lebih luas juga akan berisi ruang publik dan taman di permukaan tanah.

Baca juga: Suara Minta Tolong Masih Terdengar dari Bawah Reruntuhan Gedung 21 Lantai di Nigeria

Terletak di bagian bersejarah Kuala Lumpur, gedung pencakar langit ini menghadap ke Stadion Merdeka, tempat mantan pemimpin Tunku Abdul Rahman mendeklarasikan kemerdekaan Malaysia pada 1957.

Ismail Sabri, yang diangkat sebagai perdana menteri pada Agustus, mengatakan bahwa desain pahatan "mencerminkan citra Rahman yang terkenal mengangkat tangannya untuk berteriak "merdeka!", lebih dari enam dekade lalu.

Arsitek Australia di balik proyek tersebut, Fender Katsalidis, mengatakan bidang kaca segitiga di fasad bangunan terinspirasi oleh pola yang ditemukan dalam seni dan kerajinan Malaysia.

Desainnya juga "secara simbolis (mewakili) campuran budaya yang kaya yang mendefinisikan orang-orang di negara itu," kata perusahaan itu dalam siaran pers.

Dalam sebuah pernyataan, salah satu mitra pendiri perusahaan, Karl Fender, menambahkan bahwa bangunan itu dirancang untuk memperkaya "energi sosial dan struktur budaya kota."

Baca juga: 4 Negara Sekitar Indonesia Umumkan Kasus Varian Omicron, Terbaru Malaysia dan Singapura

"Selain itu, pencapaian menciptakan gedung tertinggi kedua di dunia merayakan tahun-tahun perencanaan, pemecahan masalah, kolaborasi, dan upaya manusia yang diperlukan untuk mewujudkan gedung dengan kompleksitas ini," katanya seperti dikutip.

"Mencapai tonggak ketinggian ini adalah bonus pertama."

Diumumkan pada 2010, proyek ini dimulai lima tahun lalu. Pengerjaan tetap berjalan, meskipun ada kekhawatiran yang disuarakan oleh beberapa juru kampanye warisan lokal, tentang dampaknya terhadap lingkungan bersejarah.

Meskipun bangunan itu diharapkan dibuka tahun ini, pekerjaan dihentikan sementara pada Maret 2020. Tepatnya ketika pemerintah “Negeri Jiran” memberlakukan tindakan penguncian yang ketat untuk memerangi penyebaran Covid-19 Malaysia.

Cakrawala Kuala Lumpur telah diubah oleh gedung pencakar langit dalam beberapa dekade terakhir, dan ibu kota Malaysia sekarang menjadi kota tertinggi ke-13 di dunia, menurut Council on Tall Buildings and Urban Habitat.

Baca juga: Naik Motor Bebek Sampai ke Paris, Video Perjalanan Pasangan Malaysia Ini Jadi Viral

Menara Petronas setinggi 1.483 kaki berdiri sebagai gedung tertinggi di dunia antara tahun 1998 dan 2004, ketika mereka dilampaui oleh Taipei 101 Taiwan.

Pada 2019, Exchange 106 setinggi 106 lantai menjadi gedung pencakar langit tertinggi di Kuala Lumpur -- dan Asia Tenggara -- saat itu. Ironisnya pembangunannya terbelit kontroversi korupsi 1MDB, yang melibatkan mantan perdana menteri negara itu, Najib Razak, dengan tuduhan kriminal termasuk pencucian uang dan penyalahgunaan kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com