PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Pada Jumat (3/12/2021), Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengumumkan adanya kasus varian Omicron di Malaysia.
Kasus varian Omicron itu terdeteksi setelah Malaysia melakukan pengurutan keseluruhan genom untuk semua kasus positif Covid-19 mulai 11 hingga 28 November.
Sampel-sampel itu diambil dari mereka yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) mulai 11 hingga 28 November dan dinyatakan positif Covid-19.
Setelah itu, ditemukanlah varian Omicron yang melibatkan seorang mahasiswa asing di salah satu universitas swasta yang tiba dari Afrika Selatan melalui Singapura pada 19 November.
Baca juga: Kata CDC Afrika soal Omicron: Tetap Tenang, Tak Perlu Panik
Ketika tiba di KLIA pada 19 November, mahasiswa tersebut langsung menjalani tes PCR. Hasil tes menunjukkan, dia positif Covid-19.
Setelah itu, dia diwajibkan untuk menjalani karantina di tempat tinggal yang disediakan oleh pihak universitas di Ipoh sebagaimana dilansir The Star.
“Sepanjang perjalanan dari KLIA ke Ipoh, disediakan bus khusus dari pihak universitas,” ujar Khairy dalam konferensi pers, Jumat.
Khairy menambahkan, mahasiswa tersebut menjalani karantina selama 10 hari dan baru diizinkan meninggalkan fasilitas karantina pada 29 November.
Selama di karantina, kata Khairy, mahasiswa tersebut tidak menunjukkan gejala dan telah mendapat vaksin Covd-19 dosis lengkap dari Pfizer pada 29 September.
Baca juga: Varian Omicron: WHO Peringatkan Asia-Pasifik soal Potensi Lonjakan Covid
Ia mengatakan, kontak dekat mahasiswa tersebut, yakni lima orang yang berada di dalam bus, termasuk sopir, juga menjalani tes Covid-19 dan wajib dikarantina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.