WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia karena melakukan uji coba rudal anti-satelit yang membahayakan awak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Melansir BBC pada Selasa (16/11/2021), uji coba rudal meledakkan salah satu satelit Rusia menciptakan puing-puing yang memaksa awak ISS untuk berlindung di kapsul.
Stasiun luar angkasa tersebut saat ini memiliki 7 anggota awak, 4 orang Amerika, 1 orang Jerman, dan 2 orang Rusia.
Baca juga: AS Pasang Rudal Dark Eagle di Jerman, Mampu Hancurkan Moskwa dalam 21 Menit
Stasiun luar angkasa mengorbit pada ketinggian sekitar 420 km.
"Hari ini, Federasi Rusia secara sembrono melakukan uji coba penembakan rudal anti-satelit terhadap salah satu satelitnya sendiri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam sebuah pengarahan.
"Uji coba rudal sejauh ini telah menghasilkan lebih dari 1.500 puing orbital yang dapat dilacak dan ratusan ribu keping puing orbital yang lebih kecil yang sekarang mengancam kepentingan semua negara," terang Price.
Badan antariksa Rusia Roscosmos meremehkan insiden itu.
"Objek orbit, yang memaksa kru hari ini untuk pindah ke pesawat ruang angkasa sesuai prosedur standar, telah menjauh dari orbit ISS. Stasiunnya berada di zona hijau," cuit Badan antariksa Rusia tersebut.
Baca juga: Iran Luncurkan Rudal Torpedo dalam Latihan Militer untuk Hadapi Barat dan Sekutunya
Materi yang diledakkan dalam uji coba tembakan rudal anti-satelit Rusia berlangsung tanpa insiden, tetapi asal-usulnya sekarang di bawah sorotan.
Satelit yang menjadi objek uji coba tembakan rudal diduga merupakan satelit Rusia yang rusak, Kosmos-1408.
Kosmos-1408 adalah sebuah satelit mata-mata yang diluncurkan Rusia pada 1982, beratnya lebih dari 1 ton dan telah berhenti bekerja bertahun-tahun yang lalu.
LeoLabs, sebuah perusahaan pelacak puing-puing luar angkasa, mengatakan bahwa fasilitas radarnya di Selandia Baru telah menangkap banyak objek di mana seharusnya pesawat ruang angkasa itu berada.
Price mengatakan bahaya dari puing-puing satelit yang diledakkan rudal Rusia masih jauh dari selesai.
Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Rudal Dekat Damaskus Suriah
"Uji coba ini secara signifikan akan meningkatkan risiko astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta aktivitas luar angkasa manusia lainnya," kata Price.
“Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur dan munafik," lanjutnya.