Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taktik Blizkrieg Tentara Jerman, Hampir Tak Terkalahkan di Era 1940-an

Kompas.com - 19/09/2021, 12:27 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Perang Dunia I yang terjadi pada 1914-1918, sering disebut "teater perang parit".

Para prajurit kebanyakan bertahan di parit-parit pertahanan dan berusaha merebut parit lawannya.

Untuk merebutnya, para prajurit harus melintasi "tanah tak bertuan". Di titik itulah, teater dimulai.

Mereka bisa saja menjadi sasaran empuk senapan mesin lawan. Korban yang jatuh bisa mencapai ribuan dalam sekali gelombang serangan.

Baca juga: Kisah Perang: Luftwaffe, AU Nazi Spesialis Serangan Kilat Blitzkrieg

Tapi, seperti sempat diulas Kompas.com, pada 1 September 1939, Jerman memamerkan taktik perang yang benar-benar baru, yakni apa yang disebut blitzkrieg atau perang kilat.

Dalam blitzkrieg, tidak ada pertahanan statis berupa parit atau benteng.

Pertahanan terbaik dalam strategi ini adalah gabungan pasukan yang terus bergerak saat melakukan serangan.

Tentu saja serangan seperti ini membutuhkan mesin-mesin perang yang terus bergerak, pesawat tempur yang menguasai udara, serta pasukan infantri besar yang terus bermanuver.

Serangan semacam ini akan membuat musuh terkejut, kesulitan berkordinasi, sehingga mudah dipojokkan.

Inilah yang membuat pasukan Jerman saat itu dengan mudah menggilas Polandia.

Baca juga: Lirik dan Chord Blitzkrieg Bop, Singel Debut Band Punk Rock Ramones

Dengan taktik yang sama, Jerman menghancurkan Belgia, Belanda, dan Perancis pada 1940.

Blitzkrieg juga digunakan jenderal legendaris Erwin Rommel saat berperang di Afrika.

Jerman mulai mengembangkan taktik perang kilat ini antara 1918-1939.

Strategi blitzkrieg ini sangat tergantung keberaan unit-unit tank ringan yang didukung pesawat tempur dan infantri.

Dasar taktiknya adalah doktrin "Schlieffen Plan" yang diuraikan Panglima Militer Kekaisaran Jerman Alfred von Schliefen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com