Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Scaphism, Eksekusi Mati Brutal dengan Madu dan Susu

Kompas.com - 14/09/2021, 18:49 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

 

KOMPAS.com - Bagaimana madu dan susu bisa membunuh manusia pelan-pelan?

Bukan. Ini bukan tentang penyakit akibat berlebihan memakan makanan tertentu. Tapi ini adalah metode eksekusi mati ala Persia Kuno.

Memadukan dua hal paling nikmat--susu dan madu--dan tubuh seolah dimanjakan olehnya, tapi lama-kelamaan bisa berganti petaka.

Kelembutan yang berganti kebrutalan. Bagaimana hal semacam ini dilakukan?

Baca juga: Penjara dan Eksekusi Mati, Hukuman bagi Warga Korut yang Suka K-Pop

Dilansir dari berbagai sumber, eksekusi ini dinamakan scaphism.

Awalnya, terpidana mati yang sial itu ditelanjangi, kemudian diikat di atas sebuah perahu.

Dia lantas dihanyutkan di sebuah danau. Gambaran awalnya memang tampak seperti jalan menuju kematian nan indah.

Si pesakitan lantas disuruh memakan madu dan susu, terus menerus. Sampai di sini masih terasa nyaman dan luar biasa menyenangkan.

Tak hanya disuruh mengonsumsi, madu dan susu juga dioleskan ke tubuh mereka. Seperti mandi susu dan madu di tengah danau.

Baca juga: Sejarah Eksekusi Blood Eagle: Robek Punggung, Keluarkan Tulang Rusuk

Lalu, mulailah kengerian terjadi.

Karena terpancing susu dan madu, satu persatu serangga berdatangan dan mengerumuni si pesakitan.

Tentu saja awalnya mereka tergiur dengan madu dan susu, tapi lama-kelamaan tubuh si orang sial akan terjamah juga.

Lalu, serangga mulai berpesta. Tubuh si pesakitan semakin lumpuh. Ulat-ulat pun datang, bergembira ria.

Hingga sampai ratusan, bahkan mungkin ribuan ulat akan menggerogoti tiap jengkal dari tubuh si korban sampai tak bersisa.

Kenikmatan duniawi berganti neraka.

Baca juga: Eksekusi di Bawah Kim Jong Un: Ditembak Meriam Anti-pesawat hingga Dibakar Hidup-hidup

Proses mati pelan-pelan dan kesakitan adalah esensi dari scaphism.

Salam sejarahnya, eksekusi model ini digunakan untuk pelaku kesalahan-kesalahan yang sangat berat.

Tak hanya dipakai di Persia, kabarnya metode ini juga dipakai unit intelijen Rusia, yakni KGB, supaya musuh membuka mulut.

Luar biasa mengerikan, luar biasa menyedihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com