Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayed Sadaat, Eks Menteri Afghanistan yang Jadi Kurir di Jerman, Ini Kisah Hidupnya...

Kompas.com - 31/08/2021, 09:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP,Sky News

Sayed Sadaat menuturkan, sebenarnya bisa saja mendapatkan perlindungan di Inggris karena memiliki paspor negara itu, tetapi dia melihat ada peluang di Jerman.

Akan tetapi, karena tidak menguasai bahasa Jerman, Sayed Sadaat yang datang sendiri mengaku kesulitan mencari pekerjaan.

Sayed Sadaat lalu mengambil kelas bahasa Jerman selama empat jam setiap harinya, yang sempat tertunda karena wabah Covid-19 menghantam "Negeri Bir".

Tidak hanya itu, Sayed Sadaat juga bekerja sebagai kurir makanan untuk perusahaan pengantaran Lieferando setelah uangnya habis.

Per jam, Sayed Sadaat mengantongi bayaran 15 euro (Rp 254.090). Cukup untuk pengeluaran bulanan, termasuk biaya sewa apartemen.

Baca juga: Banting Setir Jadi Pengantar Makanan, Mantan Menteri Afghanistan Ini Tak Malu

Sayed Sadaat berujar, dia tidak menyesal datang ke Jerman. Dia mengatakan sempat kesulitan, tapi kini dia sudah terbiasa.

Bahkan setiap bulannya, dia bisa melahap jarak hingga 1.200 km. "Saya melakukannya hingga mendapat pekerjaan lain," tutur Sayed Sadaat.

Cerita Sayed Sadaat viral usai foto-foto dirinya sedang mengantar pizza dengan mengendarai sepeda tersebar luas di media sosial.

Keberadaannya ditemukan oleh seorang jurnalis lokal di kota Leipzig, Jerman.

"Saat ini, saya menjalani hidup yang sederhana dan merasa aman di Jerman. Saya bahagia bersama keluarga saya di Leipzig," ujar Sayed Saadat.

Apa rencana selanjutnya?

Dengan latar belakang profesinya di kementerian, Sayed Sadaat mengeklaim bisa menjembatani pemerintahan setempat dengan pengungsi Afghanistan, meski sampai sekarang belum menerima tawaran.

Ia juga berharap, kisahnya dapat menjadi katalis untuk mengubah cara orang-orang berpangkat tinggi menjalani hidup mereka di Asia dan Arab.

Sayed Sadaat lalu menerangkan, tujuannya saat ini adalah mengumpulkan uang supaya bisa mengambil studi di "Negeri Bir".

Dia mengungkapkan, sudah mengajukan banyak lamaran tetapi tak ada yang diterima, seraya mengutarakan minatnya bekerja di perusahaan telekomunikasi.

Sementara soal Taliban, Sayed Sadaat berkata kelompok tersebut mungkin sudah belajar dari masa lalunya ketika digulingkan pada 2001.

Meski begitu, Sayed Sadaat meminta kepada komunitas internasional untuk tidak berhenti memberikan dukungan kepada negaranya.

Baca juga: Kisah Pasukan Elite Inggris SAS Selamatkan 20 Rekannya dari Kepungan Taliban di Gurun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com