Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesti Internasional: Taliban Bertanggung Jawab dalam Pembunuhan 9 Pria Etnis Hazara Afghanistan

Kompas.com - 21/08/2021, 14:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com - Amnesty International mengatakan bahwa milisi Taliban membantai 9 pria etnis Hazara setelah mengambilalih kendali provinsi Ghazni, Afghanistan pada Juli.

Dalam temuan yang dipublikasikan pada Kamis (19/8/2021), para saksi memberikan keterangan tentang pembunuhan yang terjadi dari 4-6 Juli di desa Mundarakht, distrik Malistan. Laporan tersebut melemahkan klaim Taliban bahwa mereka telah berubah.

Komunitas Hazara adalah kelompok etnis terbesar ketiga di Afghanistan, dengan sebagian besar Muslim Syiah. Mereka telah lama menghadapi diskriminasi di negara mayoritas Sunni yang biasanya dianiaya oleh Taliban.

Baca juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Apa Saja Sumber Daya Alam di Sana?

Menurut laporan Amnesty, 6 orang dari 9 pria itu ditembak dan tiga pria lainnya disiksa dengan sadisnya sampai mati.

Pada 3 Juli, pertempuran meningkat di provinsi Ghazni antara pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Jumat (20/8/2021).

Penduduk desa mengatakan kepada pengawas hak asasi manusia bahwa mereka melarikan diri ke pegunungan, ke tanah penggembalaan musim panas mereka, ilok tradisional, di mana mereka memiliki tempat berlindung.

Ada sedikit makanan untuk 30 keluarga yang mengungsi. Keesokan paginya, pada 4 Juli, 5 pria dan 4 wanita kembali ke desa untuk mengumpulkan perbekalan.

Sekembalinya di sana, mereka menemukan bahwa rumah mereka telah dijarah dan milisi Taliban sedang menunggu mereka, kata Amnesty.

Baca juga: Seorang Ibu 11 Anak Berhasil Selamatkan 10 Anak Perempuan dari Tim Robotika Afghanistan

Seorang pria, Wahed Qaraman (45 tahun), dibawa dari rumahnya oleh milisi Taliban yang melukai kaki dan lengannya, menembak kaki kanannya, hingga memukul wajahnya dengan benda tumpul, kata laporan itu.

Pria lain, Jaffar Rahimi (63 tahun), dipukuli habis-habisan dan dituduh bekerja untuk pemerintah Afghanistan setelah uang tunai ditemukan di sakunya.

Taliban mencekiknya dengan syalnya. Tiga orang lain yang membantu menguburkan Rahimi mengatakan tubuhnya penuh memar, dan otot-otot lengannya telah terpotong.

Sayed Abdul Hakim (40 tahun), dibawa dari rumahnya, dipukuli dengan tongkat dan ujung senapan, tangannya diikat, dan ditembak 2 kali di kaki dan 2 kali di dada.

Seorang saksi, yang membantu penguburan, mengatakan kepada Amnesty,

“Kami bertanya kepada Taliban mengapa mereka melakukan ini, dan mereka memberi tahu kami, 'Ketika itu adalah waktu konflik, semua orang mati, tidak masalah apakah Anda memiliki senjata atau tidak. Ini adalah waktu perang',” ungkap seorang saksi yang membantu penguburan, Hakim, kepada Amnesty.

Baca juga: FOTO: Tentara AS Gendong Bayi dan Bantu Anak-anak Saat Evakuasi dari Afghanistan

Berdarah dingin

Selama 2 hari pembunuhan besar-besaran, 3 pria lainnya, Ali Jan Tata (65 tahun), Zia Faqeer Shah (23 tahun), dan Ghulam Rasool Reza (53 tahun), dihadang dan dibunuh di sebuah pos pemeriksaan Taliban, saat mereka meninggalkan ilok, dan berusaha melewati Mundarakht untuk mencapai rumah mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com