Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Dilanda Bencana Kebakaran Terburuk, Erdogan Marah Ada Tagar #HelpTurkey

Kompas.com - 09/08/2021, 14:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah dengan tagar #HelpTurkey, yang seolah menyuarakan bahwa negaranya perlu bantuan, untuk menangani kebakaran hutan Turki yang paling mematikan dan merusak sepanjang sejarahnya.

Pemimpin kuat Turki, secara tak terduga menghadapi salah satu tantangan paling serius dari pemerintahannya selama 18 tahun. Sementara AFP melaporkan, pemerintahnya sendiri mengungkap bahwa mereka tidak lagi memiliki pesawat pemadam kebakaran yang berfungsi.

Baca juga: Erdogan: Kebakaran Hutan di Turki Terburuk dalam Sejarah

Tagar #HelpTurkey mulai menjadi tren di Twitter sejak minggu lalu sebagai gerakan media sosial, yang umumnya didukung oleh selebritas dan orang Turki yang trauma atas bencana tersebut.

Tetapi alih-alih menyatukan dukungan, tagar itu justru menimbulkan perang di dunia maya antara pendukung dan penentang Erdogan. Sampai akhirnya tagar tersebut berubah menjadi skandal, yang mengarah ke penyelidikan jaksa.

"Menanggapi ini (#HelpTurkey), hanya ada satu hal yang bisa kami katakan: Turki kuat," tegasnya setelah salat Jumat (6/8/2021).

"Teror kebohongan sedang menyebar dari Amerika, Eropa, dan tempat-tempat tertentu lainnya," klaimnya tentang kampanye #HelpTurkey yang diedarkan oleh para pemilihnya sendiri.

Menanggapi kemarahan Erdogan, kantor kejaksaan Turki mengatakan akan menyelidiki apakah unggahan itu dirancang "untuk menciptakan kecemasan, ketakutan dan kepanikan di publik, dan untuk mempermalukan pemerintah Turki".

Sekitar waktu yang sama, regulator media mengancam akan mendenda saluran TV yang terus menayangkan rekaman langsung kebakaran atau menjalankan cerita "yang memicu ketakutan dan kekhawatiran di publik".

Sebagian besar media mematuhi perintah itu. Mereka meminimalkan liputan tentang bencana yang telah menewaskan delapan orang, menghancurkan hutan di sebagian besar pantai Mediterania dan Aegea, dan mengubah kehidupan satu generasi petani.

Baca juga: Hari Ke-7 Kebakaran Hutan Turki, Pembangkit Listrik Terancam Kobaran Api Tak Terkendali

Berbagai kecurigaan

Keributan itu sebagian muncul karena kebanggaan nasionalisme Erdogan, dan sebagian dari persepsi di antara lawan-lawannya bahwa kronisme dan korupsi sedang mengakar di Turki.

Kritikus paling keras Erdogan menuduh Presiden memecat para pemimpin yang cakap dari posisi teratas, dalam upaya pembersihan mengikuti upaya kudeta yang gagal pada 2016.

Erdogan disebut menggantikan mereka dengan teman dan sekutu yang tidak sesuai dengan pekerjaan itu.

Sebagai seorang pemimpin yang energik dan aktif yang naik ke tampuk kekuasaan melalui kampanye anti-korupsi yang populer, tindakan Erdogan sendiri tiba-tiba kini tampak tidak tersentuh.

Kemarahan muncul di Twitter ketika dia melakukan tur ke wilayah terdampak dengan pengawalan polisi yang ketat.

Pemimpin berusia 67 tahun itu tapak melemparkan kantong teh ke penduduk setempat dari bus yang bergerak di tengah malam, sementara megafon mengumumkan kehadirannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com