Dampak pandemi Covid-19 "kemungkinan besar memperburuk" situasi kemanusiaan di Korea Utara, dengan sekitar 10,6 juta orang hidup kekurangan, kata juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Program Pangan Dunia, yang sejauh ini adalah lembaga bantuan internasional terbesar dan berperan sangat penting di negara itu, telah memperingatkan bahwa mereka dapat menghentikan operasinya pada tahun ini, jika tidak dapat mengimpor makanan.
Di situasi sulit itu Kim pada April melontarkan pengakuan yang jarang terjadi. Ia meminta para pejabatnya untuk "melakukan upaya yang lebih besar untuk membebaskan rakyat kita dari kesulitan 'Arduous March' yang lebih sulit."
"Arduous March" adalah istilah yang secara resmi digunakan Korea Utara untuk tragedi kelaparan 1990-an, yang menewaskan ratusan ribu orang ketika jatuhnya Uni Soviet dan meninggalkan Korea Utara tanpa dukungan penting.
Sindiran Kim Jong Un ditujukan untuk memotivasi orang untuk "melewati kesulitan" dan bekerja untuk "kelangsungan hidup bangsa", kata Gianluca Spezza, rekan peneliti di Institut Kebijakan Keamanan dan Pembangunan di Stockholm.
"Jika sejarah Korea Utara mengajari kita sesuatu, itu adalah sifat khas nasionalisme Korea Utara yang membuat DPRK 'berkembang' selama masa-masa yang paling sulit," ujar Spezza.
Baca juga: Jual Film Ilegal, Pria Korea Utara Ditembak Mati di Hadapan 500 Orang
Dalam beberapa bulan terakhir, Kim telah mengeluarkan serangkaian surat panjang kepada organisasi rezim, seperti Liga Pemuda dan federasi serikat pekerja, yang memuji mereka karena membawa "tongkat kesetiaan dan patriotisme", menurut kantor berita KCNA.
Media pemerintah KCNA juga telah memuat puluhan laporan sejak Maret, yang menyoroti ratusan anak muda, termasuk yatim-piatu "secara sukarela" melakukan pekerjaan kasar untuk negara, mengembalikan gaya propaganda, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kim berusaha membasmi pemuda yang dianggap "kriminal", karena terpengaruh budaya asing yang memberikan "racun berbahaya" bagi ideologi negara.
Sebagian pemuda main kucing-kucingan dnegan pihak otoritas untuk menikmati acara televisi, film, dann musik selatan.
Dalam surat Liga Pemudanya, orang nomor 1 Korut itu mencela "perkataan dan tindakan, gaya rambut dan pakaian anak muda" dan mengatakan "operasi pembersihan skala besar" nasional sedang berlangsung.
Pyongyang ingin mengindoktrinasi generasi muda, yang mengalami "Arduous March" di usia anak-anak, kata Michael Madden, seorang rekan di Stimson Center.
Alasannya adalah untuk "menyesuaikan harapan mereka tentang kehidupan material dan budaya DPRK" dan "menghubungkan mereka lebih dekat ke Partai, dengan rezim dan tidak terlalu bergantung pada hal-hal seperti pasar serta acara televisi Korea Selatan".
Pada saat yang sama, para analis mencatat, Covid-19 memungkinkan Pyongyang untuk tidak bertanggung jawab atas kesulitan ekonominya.
Go Myong-hyun dari Asan Institute of Policy Studies mengatakan, "Otoritas Korea Utara dapat menyalahkan virus corona untuk masalah apa pun yang ada jauh sebelum wabah."
Baca juga: Para Pejabat Korea Utara Ketakutan dengan Kim Yo Jong dan Menyebutnya Wanita Iblis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.