Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 WNI Jadi Korban Kekerasan Verbal dan Fisik di AS, Ini Tanggapan Kemenlu

Kompas.com - 27/03/2021, 10:53 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PHILADELPHIA, KOMPAS.com – Dua Warga Negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) mengaku diserang baik secara verbal maupun secara fisik.

Keduanya mendapat serangan tersebut ketika sedang menunggu kereta di Stasiun City Hall, Philadelphia, AS pada Minggu (21/3/2021).

NBC melaporkan, kepolisian telah menerima laporan adanya serangan terhadap dua WNI yang masih remaja tersebut.

Kedua remaja tersebut mengatakan kepada NBC bahwa saat menunggu kereta, tiba-tiba sekelompok remaja datang dengan mengucapkan kata kasar dan menampar wajah mereka.

Baca juga: Tak Hanya Selamatkan WNI, Militer Filipina Juga Bunuh Pemimpin Abu Sayyaf

Salah satu remaja yang jadi korban tersebut meyakini bahwa serangan tersebut bermotif raisal.

Itu karena, saat serang tersebut berlangsung, ada sekitar 15 sampai 20 orang di stasiun itu. Namun, hanya mereka yang diserang.

Kepada Eva Mazrieva dari VOA, Konsul Jenderal RI di New York Arifi Saiman mengatakan pihaknya menanyakan tindak lanjut penyelidikan atas kasus serangan terhadap WNI tersebut.

Di sisi lain, KJRI New York telah menyampaikan keprihatinannya kepada pemerintah Philadelphia atas serangan terhadap dua WNI tersebut.

Baca juga: Sentimen Anti-Asia Meningkat, Bagaimana Nasib WNI di AS?

Arifi menambahkan, sikap pemerintah setempat sangat baik. Mereka menyikapi dengan serius dan mengungkapkan update penyelidikan.

Sementara itu, Komisioner Kepolisian Philadelphia Danielle M Outlaw mengatakan pihaknya sedang menyelidiki sejumlah insiden yang terkait dengan rasialisme di Chinatown dan South Philadelphia.

Dia menambahkan, kepolisian tidak akan menoleransi aksi rasialisme baik secara nasional maupun lokal.

“Kami mencela tindakan kebencian yang ditujukan kepada individu dan kelompok berdasarkan ras, etnik, agama, atau asal kebangsaan mereka,” ujar Outlaw di Twitter.

Baca juga: Gempa M 7,2 Jepang Berpotensi Tsunami, KBRI Tokyo Pantau Kondisi WNI

Outlaw bertutur, bagi siapa pun yang mengalami rasialisme, sangat dianjurkan untuk melapor kepada kantor polisi terdekat atau menelepon 911.

Di tempat lain, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan KJRI New York telah melakukan komunikasi dengan kantor Wali Kota Philadelphia atas insiden tersebut.

Selusuh perwakilan RI di AS secara terus menerus mengeluarkan imbaian kepada seluruh WNI untuk waspada dan hati-hati.

Jika mengalami insiden semacam itu, Kementerian Luar Negeri meminta WNI untuk segera melapor ke kantor kepolisian terdekat atau menghubungi perwakilan RI terdekat.

Baca juga: Setahun Lebih Diculik Teroris Abu Sayyaf, 3 Nelayan WNI Akhirnya Bebas

“Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul-simpul msyarakat dan mahasiswa Indonesia di AS,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri sebagaimana diterima Kompas.com.

Kementerian Luar Negeri menambahkan, Direktorat Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa telah melakukan pembicaraan dengan Acting Assistant Secretary of State for East Asian and Pacific Affairs Kementerian Luar Negeri AS Sung Kim.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan perhatian serta meminta perhatian untuk perlindungan dan keselamatan WNI di AS.

Baca juga: Kisah Andra, WNI Bertato dan Bertindik yang Jadi Guru TK di Jerman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com