ROMA, KOMPAS.com - Puluhan peti mati mengapung ke Mediterania, dan banyak lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan, tanah longsor terjadi di Camogli, Italia.
Daily Mail melaporkan, pada Senin (22/2/2021) sekitar pukul 3 sore longsor di lokasi yang merupakan sebuah resor wisata dekat kota barat laut Genoa. Sebuah pemakaman di puncak tebing Italia runtuh ke laut akibat peristiwa ini.
Setidaknya 200 peti mati terseret ke bawah tebing dan menghancurkan dua kapel di kuburan tersebut.
Gambar-gambar setelah kejadian menunjukkan sebagian besar tebing runtuh ke laut. Peti mati terlihat di antara puing-puing dan puing-puing mengambang sekitar 160 kaki di bawah tebing.
Upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin peti mati. Kerabat dari mereka yang dikuburkan di pemakaman itu cemas menanti kepastian apakah jenazah orang yang mereka cintai termasuk di antara bagian yang tertelan oleh tanah longsor.
Informasi lokal melaporakan tanah longsor disebabkan oleh erosi pantai. Kondisi ini diperburuk terjadinya badai baru-baru ini di wilayah Mediterania Liguria, yang dikenal sebagai Italian Riviera.
Penduduk mengatakan mendengar tanah longsor dari rumah mereka. Beberapa dari mereka segera berlari ke kuburan ketika mendengar tebing jatuh ke laut.
ITALY; Buried at sea, Dozens of coffins float away after Italian cliff-top cemetery collapses into the ocean 2/2 pic.twitter.com/ZtdDkAPTuF
— @KassMedefer (@KMedefer) February 23, 2021
Baca juga: Selama 2 Bulan, Petugas Pemakaman Lupa Membawa Jenazah Seorang Pria
Sejumlah pihak mengungkapkan kemarahan mereka pada insiden tersebut. Pasalnya mereka kemungkinan kehilangan peti mati dan abu orang yang dicintai dalam bencana tersebut.
Terlebih mengingat hanya sedikit yang dilakukan untuk memindahkan jenazah orang yang jauh dari bagian pemakaman yang tidak aman.
“Kakiku gemetar, sepertinya dia mati lagi, '' kata seorang wanita bernama Pamela kepada Il Secolo XIX, sebuah surat kabar lokal. Dia mengatakan bahwa abu ayahnya kemungkinan besar hilang.
“Saya di rumah, seorang tetangga berkata kepada saya: Apakah Anda mendengar apa yang terjadi?" Dan saya lari ke sini (makam). Ada ayah saya dan kakek saya yang beristirahat di bagian pemakaman yang runtuh,” ungkap Dimitri Perini warga setempat lainnya.
Germana Zoppi mengatakan dia marah. Dia mengklaim petugas pemakaman terus menjual plot kepada orang-orang yang kini telah menghilang ke laut.
“Aku kehilangan nenekku, aku bahkan tidak tahu apakah kita akan menemukannya lagi. Dan sekarang saya mencoba menerima ayah saya kemungkinan terseret juga. Ini memalukan,” katanya kepada Il Secolo.
Pemakaman Camogli yang dibangun di sisi tebing berumur 150 tahun. Pekerjaan untuk membuat tebing lebih kuat telah berlangsung selama beberapa waktu menurut Wali Kota setempat setelah tebing itu runtuh.
Wali Kota Francesco Olivar, seorang ahli geologi, mengatakan tanah longsor sulit diprediksi sebelumnya. Sebagian besar dari bagian yang runtuh menghadap ke tebing. Artinya sebagian besar peti mati dapat terkubur di bawah tanah longsor.
Untungnya pemakaman itu sedang ditutup untuk umum, sesuai jadwa biasanya pada Senin. Tidak ada laporan ada orang yang terluka dalam keruntuhan pantai.
Baca juga: Fasilitas Pemakaman Bekukan Jenazah karena Kematian akibat Covid-19 Membeludak
Upaya untuk mengembalikan peti mati ke lahan kering berlanjut hingga malam pada Senin hingga Selasa. Sebanyak 10 peti mati ditemukan pada Senin malam, dan akan diserahkan kepada petugas koroner untuk mengidentifikasi mayat yang ditemukan.
Otoritas lokal telah mengerahkan drone sebagai bagian dari upaya pemulihan. Sementara video menunjukkan pekerja layanan darurat di perahu di kaki tebing sedang menilai situasi pada Senin malam.
Video lain, difilmkan dari kuburan pada saat tanah longsor, menunjukkan orang-orang yang diasumsikan sebagai pekerja menonton dari atap mausoleum. Sementara bagian yang dari tebing sebagian sudah runtuh jatuh ke laut.
Lebih jauh ke bawah tebing dari kuburan, juga terdapat sepuluh rumah, tiga di antaranya dilaporkan telah dihuni. Penduduk rumah ditawari akomodasi sementara oleh pejabat kota setelah runtuh.
Baca juga: Diejek Pengecut, Pria Ini Tembak Mati Tamu di Pemakaman
Suara retakan sudah terdengar pada Minggu (21/2/2021), seolah memberi kesan kepada penduduk setempat tentang apa yang akan terjadi. Sementara area yang runtuh ditutup. Para pemanjat tebing juga sudah pernah melakukan survei tebing.
Namun terlepas dari tanda-tanda tersebut, Wali Kota masih mengatakan keruntuhan itu “tidak dapat diprediksi,” terutama terkait luas dampaknya.
“Apa yang terjadi hari ini saya sisipkan di antara momen-momen tergelap yang saya alami sebagai Wali Kota.” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.