Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Peti Mati Mengambang ke Laut Mediterania Usai Pemakaman di Puncak Tebing Runtuh

Kompas.com - 23/02/2021, 21:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

ROMA, KOMPAS.com - Puluhan peti mati mengapung ke Mediterania, dan banyak lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan, tanah longsor terjadi di Camogli, Italia.

Daily Mail melaporkan, pada Senin (22/2/2021) sekitar pukul 3 sore longsor di lokasi yang merupakan sebuah resor wisata dekat kota barat laut Genoa. Sebuah pemakaman di puncak tebing Italia runtuh ke laut akibat peristiwa ini.

Setidaknya 200 peti mati terseret ke bawah tebing dan menghancurkan dua kapel di kuburan tersebut.

Gambar-gambar setelah kejadian menunjukkan sebagian besar tebing runtuh ke laut. Peti mati terlihat di antara puing-puing dan puing-puing mengambang sekitar 160 kaki di bawah tebing.

Upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin peti mati. Kerabat dari mereka yang dikuburkan di pemakaman itu cemas menanti kepastian apakah jenazah orang yang mereka cintai termasuk di antara bagian yang tertelan oleh tanah longsor.

Informasi lokal melaporakan tanah longsor disebabkan oleh erosi pantai. Kondisi ini diperburuk terjadinya badai baru-baru ini di wilayah Mediterania Liguria, yang dikenal sebagai Italian Riviera.

Penduduk  mengatakan mendengar tanah longsor dari rumah mereka. Beberapa dari mereka segera berlari ke kuburan ketika mendengar tebing jatuh ke laut.

Baca juga: Selama 2 Bulan, Petugas Pemakaman Lupa Membawa Jenazah Seorang Pria

Sejumlah pihak mengungkapkan kemarahan mereka pada insiden tersebut. Pasalnya mereka kemungkinan kehilangan peti mati dan abu orang yang dicintai dalam bencana tersebut.

Terlebih mengingat hanya sedikit yang dilakukan untuk memindahkan jenazah orang yang jauh dari bagian pemakaman yang tidak aman.

“Kakiku gemetar, sepertinya dia mati lagi, '' kata seorang wanita bernama Pamela kepada Il Secolo XIX, sebuah surat kabar lokal. Dia mengatakan bahwa abu ayahnya kemungkinan besar hilang.

“Saya di rumah, seorang tetangga berkata kepada saya: Apakah Anda mendengar apa yang terjadi?" Dan saya lari ke sini (makam). Ada ayah saya dan kakek saya yang beristirahat di bagian pemakaman yang runtuh,” ungkap Dimitri Perini warga setempat lainnya.

Germana Zoppi mengatakan dia marah. Dia mengklaim petugas pemakaman terus menjual plot kepada orang-orang yang kini telah menghilang ke laut.

“Aku kehilangan nenekku, aku bahkan tidak tahu apakah kita akan menemukannya lagi. Dan sekarang saya mencoba menerima ayah saya kemungkinan terseret juga. Ini memalukan,” katanya kepada Il Secolo.

Pemakaman Camogli yang dibangun di sisi tebing berumur 150 tahun. Pekerjaan untuk membuat tebing lebih kuat telah berlangsung selama beberapa waktu menurut Wali Kota setempat setelah tebing itu runtuh.

Wali Kota Francesco Olivar, seorang ahli geologi, mengatakan tanah longsor sulit diprediksi sebelumnya. Sebagian besar dari bagian yang runtuh menghadap ke tebing. Artinya sebagian besar peti mati dapat terkubur di bawah tanah longsor.

Untungnya pemakaman itu sedang ditutup untuk umum, sesuai jadwa biasanya pada Senin. Tidak ada laporan ada orang yang terluka dalam keruntuhan pantai.

Baca juga: Fasilitas Pemakaman Bekukan Jenazah karena Kematian akibat Covid-19 Membeludak

Upaya untuk mengembalikan peti mati ke lahan kering berlanjut hingga malam pada Senin hingga Selasa. Sebanyak 10 peti mati ditemukan pada Senin malam, dan akan diserahkan kepada petugas koroner untuk mengidentifikasi mayat yang ditemukan.

Otoritas lokal telah mengerahkan drone sebagai bagian dari upaya pemulihan. Sementara video menunjukkan pekerja layanan darurat di perahu di kaki tebing sedang menilai situasi pada Senin malam.

Video lain, difilmkan dari kuburan pada saat tanah longsor, menunjukkan orang-orang yang diasumsikan sebagai pekerja menonton dari atap mausoleum. Sementara bagian yang dari tebing sebagian sudah runtuh jatuh ke laut.

Lebih jauh ke bawah tebing dari kuburan, juga terdapat sepuluh rumah, tiga di antaranya dilaporkan telah dihuni. Penduduk rumah ditawari akomodasi sementara oleh pejabat kota setelah runtuh.

Baca juga: Diejek Pengecut, Pria Ini Tembak Mati Tamu di Pemakaman

Suara retakan sudah terdengar pada Minggu (21/2/2021), seolah memberi kesan kepada penduduk setempat tentang apa yang akan terjadi. Sementara area yang runtuh ditutup. Para pemanjat tebing juga sudah pernah melakukan survei tebing.

Namun terlepas dari tanda-tanda tersebut, Wali Kota masih mengatakan keruntuhan itu “tidak dapat diprediksi,” terutama terkait luas dampaknya.

“Apa yang terjadi hari ini saya sisipkan di antara momen-momen tergelap yang saya alami sebagai Wali Kota.” katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com