Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Myanmar Berlakukan Jam Malam dan Larang Pertemuan Lebih dari 5 Orang Pasca-demo Terbesar

Kompas.com - 09/02/2021, 07:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Mereka mengibarkan bendera Buddha warna-warni di samping spanduk merah dengan warna partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi.

Beberapan pihak memperkirakan jumlah pengunjuk rasa mencapai ratusan ribu.

Baca juga: TV Pemerintah Myanmar Peringatkan Pedemo Anti-Kudeta Bakal Ditindak

"Bebaskan pemimpin kami, hormati suara kami, tolak kudeta militer," kata salah satu spanduk.

Spanduk lainnya berkata, "Selamatkan demokrasi."

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan mengangkat tangan dengan 3 jari, sebuah gerakan yang digunakan oleh aktivis pro-demokrasi di negara tetangga Thailand yang menandakan penentangan terhadap militer di Myanmar.

Beberapa kelompok yang lebih kecil memisahkan diri dari protes utama dan menuju ke Pagoda Sule, tempat berkumpulnya protes besar melawan junta di masa lalu.

Kyaw (58 tahun), seorang pemilik toko kecil yang memprotes selama pemberontakan 1988, menyerukan diakhirinya kudeta.

“Banyak sekali anak muda terpelajar di sini, ini revolusi generasi baru,” ujar Kyaw.

Baca juga: Ribuan Orang Demo Menentang Kudeta Militer di Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com