Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Joe Biden Mengubah Kerja Sama Pertahanan AS-Indonesia Peninggalan Trump?

Kompas.com - 31/01/2021, 17:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Pada Oktober 2020, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke AS, dan bertemu Menteri Pertahanan AS — saat itu dijabat oleh Mark Esper — di masa pemerintahan Trump.

Dalam situs resmi Kementerian Pertahanan Indonesia, Prabowo dan Mark Esper "membahas keamanan regional, prioritas pertahanan bilateral, dan akuisisi pertahanan".

Disebutkan, Menhan Esper menyampaikan "pentingnya menegakkan hak asasi manusia, supremasi hukum, dan profesionalisasi" saat kedua negara memperluas kerjasamanya.

Adapun Menhan Prabowo disebutkan menyatakan "pentingnya keterlibatan militer di semua tingkatan", dan "menyampaikan apresiasinya atas dukungan Amerika Serikat untuk modernisasi pertahanan Indonesia".

Menurut Ketua bidang Hubungan Luar Negeri DPP Gerindra, Irawan Ronodipuro, dalam pertemuan itu, Indonesia berkeinginan untuk mengadakan alutsista buatan AS melalui program Foreign Military Sales, FMS.

Baca juga: Pegiat HAM Minta AS Batalkan Kunjungan Prabowo, Jubir Menhan: Silakan Saja

"Pembicaraan bilateral terakhir sewaktu Secretary of Defense Christopher Miller mengadakan lawatan ke Jakarta, 7 Des 2020, membicarakan antara lain, pembelian jet tempur F-15 dan F-16," kata Irawan Ronodipuro, yang juga merupakan Foreign Relations Liason dari Prabowo Subianto.

Sejumlah organisasi HAM mengkritik kunjungan Prabowo ke AS, karena apa yang mereka sebut sebagai dugaan keterlibatan langsung Prabowo dalam pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.

Pada Oktober lalu, Kedutaan Besar AS di Jakarta menyatakan, "Kementerian Pertahanan AS menerima Menteri Prabowo di Pentagon pada 16 Oktober untuk memperkuat hubungan bilateral AS-Indonesia."

Sebelumnya, Prabowo dilaporkan masuk dalam daftar hitam AS, karena dianggap terlibat dugaan pelanggaran HAM di masa lalu.

Prabowo, mantan Komandan Kopassus, dituduh terlibat dalam pelanggaran HAM, termasuk dalam kerusuhan 1998 yang diwarnai penculikan, serta kekerasan di Timor Leste.

Prabowo Subianto pernah ditolak masuk Amerika pada Maret 2014 ketika hendak menghadiri wisuda putranya.

Baca juga: Pemerintah AS Diminta Cabut Visa Kunjungan Prabowo Subianto

Larangan ini diterapkan di bawah pemerintahan Presiden Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama.

Menurut Suzie Sudarman, sikap Joe Biden terkait Prabowo Subianto yang dikaitkan dengan persoalan dugaan pelanggaran HAM di masa lalu, tergantung pada sikap Kongres AS.

"(Sikap) Kongres itu bagaimana perasaannya terhadap isu-isu lama yang masih menggantung, seperti isu Pak Prabowo dan sebagainya," ujar Suzie melalui sambungan telepon.

Dia menganalisa, terpilihnya Joe Biden sebagai presiden dan kenyataan bahwa Senat dan Kongres AS saat ini didominasi oleh Partai Demokrat, akan melahirkan pertimbangan-pertimbangan berbeda yang akan mempengaruhi arah kebijakan luar negeri AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com