Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Sampah Tak Terlihat di Balik Produksi Laptop dan Ponsel

Kompas.com - 23/12/2020, 13:52 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Tanpa pengawasan yang tepat, komponen beracun ini dapat mencemari air tanah, meresap ke lembah dan sungai, serta merusak tanah, tumbuhan, dan hewan, serta mengancam kesehatan populasi manusia.

Baca juga: Video Rekam Momen Air Limbah Hitam Dibuang ke Pantai, Netizen Murka

Fakta ini tidak berarti bahwa menambang logam mulia secara inheren akan berdampak buruk bagi lingkungan, kata Saleem Ali, profesor energi dan lingkungan di Universitas Delaware di AS.

“Tantangannya hanya bagaimana cara mengelolanya agar tidak merusak lingkungan,” ujar Ali.

"Anda harus menemukan cara agar pelarut beracun ini tidak memasuki pasokan air tanah, dan memberi orang yang bekerja di area ini peralatan pelindung sehingga mereka tidak menghirup bahan organik yang mudah menguap," sambung Ali.

Bagian penting dari mencapai penambangan hijau adalah menggunakan lebih banyak sumber energi terbarukan.

Baca juga: Temuan Baru, Virus Corona Ada di Air Limbah Barcelona pada Maret 2019

Cina, Hong Kong, dan AS produsen terbesar

Merakit barang elektronik juga menghasilkan limbah dalam jumlah besar, yang kebanyakan mengandung racun.

Banyak gas yang digunakan dalam pembuatan komponen elektronik tertentu, seperti gas rumah kaca berflourinasi yang digunakan untuk penyaringan.

"Jauh lebih kuat daripada karbon dioksida," kata Lepawsky.

Sebagian besar perangkat elektronik sekarang diproduksi di Cina, Hong Kong, AS, dan negara-negara di Asia Tenggara.

Bagian dari kesulitan memasukkan limbah tak terlihat ke dalam banyak produk modern, terutama elektronik, memiliki rantai pasokan yang panjang dan rumit.

Meski Apple menerbitkan daftar 200 pemasok teratasnya yang berlokasi di 27 negara berbeda, sebagian besar fasilitas pemasok mereka ada di tempat-tempat tanpa register.

Baca juga: Studi terhadap Air Limbah Tunjukkan Jejak Virus Corona di Italia Sejak Desember

Batasan daur ulang barang elektronik

Dari sekian banyak perangkat elektronik dunia saat ini, hanya 17,4 persen yang dikumpulkan dan didaur ulang secara resmi.

Lepawsky menambahkan, bahkan jika 100 persen dari barang elektronik ini berhasil didaur ulang, jumlah tersebut tidak akan menutup polusi dan limbah yang timbul dalam manufaktur, dan hanya terdapat sedikit perbedaan pada limbah pertambangan.

Kurangnya daur ulang limbah elektronik, bagaimanapun, menyoroti sebagian dari masalah tersebut.

"Jika Anda melihat perangkat elektronik, mereka tidak dirancang untuk digunakan kembali atau diproduksi ulang," kata Zhao.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com