Namun ada juga yang menjadi tumbal karena dipaksa, seperti para tahanan perang.
Pada tahun 1520 misalnya, sekelompok penjajah Spanyol, wanita, anak-anak, dan kuda ditangkap oleh penduduk setempat yang dikenal sebagai Acolhauas di dekat kota utama Tetzcoco.
Para tahanan lalu dikurung dan beberapa minggu kemudian dibunuh, dimutilasi, lalu dagingnya dimakan dalam upacara ritual.
Tes DNA dari para korban di situs Templo Mayor menunjukkan mayoritas adalah orang luar, kemungkinan besar adalah tentara atau budak musuh yang ditangkap.
Baca juga: Sisa-sisa Istana Aztec Ditemukan di Bawah Bangunan Megah Meksiko City
Para sejarawan percaya kanibalisme suku Aztec bukan dipraktikkan rakyat jelata dan bukan makanan sehari-hari mereka.
Sebaliknya, ritual ini adalah bagian dari upacara tertentu. Anggapan itu berdasarkan gambaran para korban yang didandani ala dewa.
Setelah dipenggal, jenazah korban tumbal akan diberikan kepada bangsawan dan tokoh-tokoh penting masyarakat.
Ilustrasi abad ke-16 memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang dimasak dalam panci besar. Darahnya akan disimpan para pendeta, dicampur dengan jagung untuk membuat adonan berbentuk dewa. Adonan itu lalu dipanggang dan dimakan oleh para peserta festival.
Jumlah tumbal tertinggi biasanya terjadi saat waktu panen. Dalam mitolgi Aztec, dewi kesuburanTonacacihuatl yang berarti "Ibu Makanan Kita" atau "Ibu dari Daging Kita" disembah agar bisa panen makanan.
Suku Aztec menganggap pengupasan jagung sama seperti merobek jantung korban tumbal. Pengupasannya sama-sama memakai pisau obsidian yang merupakan simbolTonacacihuatl.
Baca juga: Penggalian di Meksiko Ungkap Tumbal Anak dalam Ritual Suku Aztec
Puncak ritual adalah saat jantung korban diangkat oleh pendeta Aztec di atas piramida atau kuil. Korban lalu ditendang atau dilempar ke bawah, sehingga darahnya tumpah berceceran di anak tangga.
Begitu jasad korban sampai di dasar tangga, tubuhnya akan dipenggal, dimutilasi, dan dibagi-bagikan.
Para korban tumbal kadang juga dibunuh dengan cara dipanah, dilempari batu, dikuliti, atau dikubur hidup-hidup.
Korban prajurit ditumbalkan untuk dewa perang, anak-anak untuk dewa air dan hujan, sedangkan wanita untuk dewa lainnya.
Di Tenochtitlan, tulang belulang lebih dari 40 anak ditemukan di sebuah situs yang mengelilingi piramida Tlaloc.
Baca juga: Gempa di Meksiko Ungkap Keberadaan Kuil Aztec di Bawah Piramida Kuno