KOMPAS.com – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) membantah tuduhan bahwa dia mengirim regu pembunuh untuk mengeksekusi seorang mantan perwira intelijen Arab Saudi, Saad al-Jabri, yang diasingkan.
Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan Amerika Serikat (AS), Jabri mengeklaim bahwa upaya pembunuhan itu terjadi di Kanada, tempat dia melarikan diri tiga tahun lalu.
Jabri mengatakan bahwa MBS ingin dia mati karena dia tahu terlalu banyak sebagaimana dilansir dari BBC, Rabu (19/12/2020).
MBS, yang dianggap sebagai penguasa de facto Arab Saudi, menyatakan bahwa Jabri berusaha menyembunyikan kejahatannya sendiri.
Dia menunjukkan bahwa dia kebal dari tuntutan karena menjabat sebagai kepala negara.
Baca juga: Setelah Netanyahu Dikabarkan Bertemu MBS, Arab Saudi Masuk Daftar Hijau Covid-19 Israel
Namun Jabri menggugat MBS berdasarkan undang-undang Alien Tort dan Undang-Undang Perlindungan Korban Penyiksaan yang diundangkan pada 1991.
Undang-undang tersebut memungkinkan warga negara asing untuk mengajukan pengaduan di AS atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Sementara itu, para pengacara MBS mengatakan bahwa gugatan Jabri merupakan keluhan yang penuh drama.
"Tapi, terlepas dari manfaatnya sebagai literatur, pengaduan (Jabri) tersebut gagal sebagai pembelaan hukum," kata tim pengacara MBS.
Jabri selama bertahun-tahun bertugas sebagai perantara informasi utama untuk MI6 Inggris dan agen mata-mata Barat lainnya di Arab Saudi.
Baca juga: MBS dan Netanyahu Bertemu? Ini Ringkasan Hubungan Israel dengan Dunia Arab
Gugatan setebal 106 halaman yang diajukan Jabri di Washington DC pada Agustus tersebut menuduh MBS berusaha membunuh Jabri karena dia memiliki "informasi yang memberatkan".
Gugatan di dalam dokumen tersebut mencakup dugaan korupsi dan laporan pengawasan terhadap tim tentara bayaran dengan nama Tiger Squad.
Dokumen tersebut menambahkan personel Tiger Squad terlibat dalam pembunuhan jurnalis bernama Jamal Khashoggi.
Khasoggi dibunuh di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018.
Jabri menuduh bahwa MBS melakukan upaya berulang untuk memulangkannya ke Arab Saudi setelah dia melarikan diri ke Kanada pada 2017.
Baca juga: Arab Saudi Bantah Putra Mahkota MBS Bicara dengan PM Israel dan Menlu AS