KOMPAS.com - Spekulasi bahwa Israel dan Arab Saudi akan menormalisasi hubungan muncul ketika berembus kabar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mengadakan pembicaraan rahasia dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Jika kesepakatan itu benar-benar tercapai, Arab Saudi akan menjadi negara Arab selanjutnya yang mengakui Israel setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan yang baru-baru ini damai dengan Israel.
Selain itu, jika Arab Saudi benar-benar menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, sebuah sejarah baru akan tercatat.
Pasalnya, dua negara ini menjadi musuh bebuyutan sejak Israel mengambil alih tanah Palestina.
Bahkan, dilansir dari AFP pada Senin (23/11/2020), baik Arab Saudi dan Israel saling unjuk kekuatan setidaknya dalam delapan peperangan.
Baca juga: PM Israel Gelar Pembicaraan Rahasia dengan Putra Mahkota Saudi dan Menlu AS
Israel dibentuk pada 14 Mei 1948 di beberapa wilayah Palestina yang diamanatkan Inggris, tiga tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Beridirinya Israel langsung diambut kemarahan oleh negara-negara Arab. Negara-negara ini lantas menyerang Israel.
Lebih dari 760.000 orang Palestina diusir dari rumah mereka atau melarikan diri, dan menjadi pengungsi.
Pada 1956, Israel menyerang Mesir bersama Inggris dan Perancis atas nasionalisasi Terusan Suez. Namun, ketiganya dipaksa mundur oleh Amerika Serikat ( AS) dan Uni Soviet saat itu.
Pada Juni 1967, Israel menang telak atas tetangga Arabnya dalam Perang Enam Hari, merebut Tepi Barat dan Yerusalem timur dari Yordania, Dataran Tinggi Golan dari Suriah, dan Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan