Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Bantah Putra Mahkota MBS Bicara dengan PM Israel dan Menlu AS

Kompas.com - 23/11/2020, 21:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi membantah Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) terlibat pembicaraan rahasia dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Penegasan itu diberikan Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan, dalam kicauannya di Twitter seperti dikutip AFP Senin (23/11/2020).

Dia menuturkan sudah membaca sejumlah pemberitaan mengenai agenda rahasia antara MBS, Netanyahu, dengan Menlu AS Mike Pompeo.

Baca juga: PM Israel Gelar Pembicaraan Rahasia dengan Putra Mahkota Saudi dan Menlu AS

"Tidak ada pertemuan rahasia seperti yang digembar-gemborkan. Yang ada hanyalah pertemuan antara pejabat AS dan Arab Saudi," tegas Pangeran Faisal.

Sebelumnya, lembaga penyiaran Israel Kan dan media lain, termasuk situs berita asal AS Axios, memberitakan bahwa pertemuan rahasia itu terjadi Minggu (22/11/2020).

Pertemuan itu terjadi beberapa pekan setelah negara Yahudi itu mengunci kesepakatan bersejarah dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Kesepakatan itu, dikenal sebagai Perjanjian Abraham, dimediasi oleh Presiden Donald Trump yang bakal lengser kurang dari dua bulan lagi.

Berdasarkan keterangan dari sumber internal Israel,pembicaraan antara PM Israel, Putra Mahkota Saudi, dan Pompeo terjadi di kota Neom.

Mengutip sumber internal Tel Aviv, PM Israel yang akrab disapa Bibi itu datang dengan kepala dinas rahasia Mossad, Yossi Cohen.

Baca juga: Per 1 Desember Israel dan Bahrain bisa Ajukan Permohonan Visa Kunjungan secara Online

Dikutip AFP Senin (23/11/2020), Netanyahu dan Cohen dilaporkan berangkat menumpang pesawat milik seorang pengusaha bernama Udi Angel.

Merujuk ke situs pelacak penerbangan, Ravid mengulas pesawat Angel meninggalkan Israel pukul 20.00, melintasi Laut Merah ke Neom dan kembali lima jam kemudian.

Laporan itu jelas menimbulkan perbincangan, karena dianggap menjadi babak baru dalam upaya normalisasi Tel Aviv dengan negara Arab.

Riyadh sendiri sudah menegaskan mereka tidak akan menormalisasi hingga Tel Aviv menyelesaikan sengketa mereka dengan Palestina.

Pakar Israel sudah menyoroti bagaimana kelanjutan Perjanjian Abraham setelah Trump lengser dan digantikan oleh Joe Biden.

Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu dan Joe Biden Siapkan Janji Temu Segera

Apalagi, Biden sempat mengancam dalam kampanyenya dia bakal menjadikan Saudi sebagai "negara pariah", buntut tudingan pelanggaran HAM yang dilakukan.

Selama Trump berkuasa, pemerintahannya sama sekali tak mengomentari isu itu, terutama soal pembunuhan atas jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

Sejumlah analis mengatakan, Biden bisa menghadapi tekanan dari kaum kiri progresif Partai Demokrat jika memaksakan kesepakatan Israel dan Saudi, tanpa memedulikan isu HAM.

Dengan pemerintahan Trump yang sebentar lagi lengser pada 20 Januari, diyakini Washington bakal semakin gencar melobi agar perjanjian itu terealisasi.

Selama ini, baik Arab Saudi dan Israel menjalin hubungan diplomatik rahasia selama bertahun-tahun karena punya musuh yang sama, Iran.

Baca juga: Mulai Maret 2021, Etihad Akan Layani Penerbangan dari Abu Dhabi ke Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com