SYDNEY, KOMPAS.com - Momentum yang emosional terjadi saat seorang kakek dipertemukan kembali dengan skuter yang selalu membantu mobilitasnya dan dianggap seperti temannya.
Skuter yang membantunya bertahun-tahun dicuri seseorang pada akhir pekan lalu.
"Skuter ini sudah menjadi seperti bagian dari tubuh saya dan tanpanya saya seperti tidak lengkap, dan saya harus berterima kasih kepada semua orang," kata Laurie Adams yang berusia 82 tahun sambil menangis pada Rabu (11/11/2020).
Kisah kakek ini menyentuh warga Sydney dan sekitarnya di Australia, setelah seruan polisi diluncurkan menyusul pencurian pada Minggu (8/11/2020).
Laurie, yang setengah tuli dan berjuang dengan penyakit emfisema dan jantung, sedang tidur siang ketika skuternya yang terparkir di luar apartemennya di jalan yang sepi di pinggiran kota Ultimo, Sydney, dicuri.
Peristiwa ini mengundang curahan dukungan. Tawaran bantuan, termasuk skuter pengganti, membanjiri dari tempat yang jauh, seperti Melbourne.
Baca juga: Dilarang Jenguk Istri, Kakek 81 Tahun dengan Romantis Mainkan Akordeon di Balik Jendela Rumah Sakit
Polisi mengatakan mereka "dibanjiri" dengan informasi, dan pada Rabu, skuter itu kembali ke tangan Laurie, dan tersangka pelaku sekarang harus menjalani sidang.
Air mata keputusasaan Laurie berubah menjadi air mata terima kasih, saat dia berusaha menguasai diri di bawah sorotan perhatian yang tak diduganya.
"Saya benar-benar sangat senang mendapatkannya (skuter) kembali," katanya sambil terisak seperti yang dilansir dari ABC Indonesia pada Kamis (12/11/2020).
"Maafkan saya karena menjadi emosional, saya tidak pernah mendapat perhatian sebanyak ini sepanjang hidup saya."
"Tapi, saya juga akan punya masalah besar, karena semua orang ingin memberi saya skuter baru, dan apa yang akan saya lakukan dengan 6 skuter?" ujarnya.
Baca juga: Cucu Joe Biden Rayakan Kemenangan Sang Kakek di TikTok
Pengalaman Laurie sekaligus mengingatkan akan kerentanan para orang lanjut usia di masyarakat Australia, dan bagaimana skuter penyokong mobilitas dapat menjadi hal yang krusial untuk kemandirian.
Laurie mengatakan dia tidak punya teman, tetapi dia meluangkan waktu untuk membersihkan dan menyumbangkan mainan bekas kepada anak-anak di lingkungan setempat, dan memberi makan burung perkici sekitar tempat tinggalnya.
"Ketika Anda berusia 82 tahun, tidak ada yang menginginkan Anda. Saya tidak ingin tinggal di panti jompo, saya terlalu mandiri. Saya ingin tinggal di rumah saya sendiri," ucapnya.
Meski telah menjadi korban pencurian, Laurie tidak ingin pelakunya dihukum.
Baca juga: Warga Irlandia Turut Rayakan Kemenangan Biden: Kakek Buyutnya dari Sini
"Saya tidak tahu bagaimana seseorang bisa mengambil sesuatu milik orang lain dengan alat bantu mobilitas di atasnya. Saya hanya merasa ia seharusnya tidak mengambilnya.
"Jika ada yang menemukan skuter saya, kembalikan, saya tidak akan menanyakan apa-apa. Karena sejujurnya, skuter itu sudah menjadi bagian dari tubuh saya, sungguh," ungkapnya.
Tetapi, polisi tidak main-main. Penjabat Inspektur Anderson Lessing, dari komando area Kota Sydney, menggunakan kata-kata yang keras dalam pernyataannya.
"Itu serangan yang tidak berperasaan dan kami jelas ingin mengidentifikasi siapa dia, sehingga kami dapat menempatkannya di pengadilan," katanya kemudian.
"Tersangka telah merampas kemampuan korban untuk pergi ke toko, membeli kopi, koran, atau pada dasarnya merampas kemerdekaannya."
Baca juga: Keliru Dinyatakan Meninggal, Kakek 74 Tahun Dimasukkan Peti Pendingin Jenazah
Tuntutan polisi didasarkan pada rekaman CCTV yang diambil di sekitar lingkungan Laurie.
Sekitar pukul 15.30, saat Laurie tidur, skuter tersebut diduga dibawa oleh seorang pria dengan helm motor yang membawanya ke stasiun kereta api terdekat di Pyrmont dan kemudian melakukan perjalanan ke Kingsford.
Pada Rabu, polisi mengumumkan bahwa mereka telah mendakwa seorang pria berusia 36 tahun di Daceyville di pinggiran timur Sydney dengan tuduhan pencurian.
Penjabat Inspektur Paul Dunstan mengatakan bantuan masyarakat dalam penyelidikan kasus ini sangat besar.
"Penyelidik kami dibanjiri telepon dari anggota masyarakat, yang menyebabkan penangkapan tadi malam," kata Dunstan.
"Ini adalah contoh bagus dari komunitas yang berkumpul untuk membantu polisi dalam penyelidikan ini," ujarnya.
Baca juga: Kakek 103 Tahun Jadi Skydiver Tertua di Dunia
Jason Pye, pria yang dituduh mencuri skuter, dibebaskan dengan jaminan pada Rabu.
Pengadilan mendengar Jason Pye sendiri juga memiliki masalah mobilitas, dan menderita kanker stadium akhir.
Syarat jaminan termasuk harus melapor ke polisi setiap hari, tidak diizinkan masuk ke Ultimo dan tidak boleh meninggalkan rumahnya antara pukul 22.00 hingga 06.00.
Pengadilan juga mendengar Jason telah melakukan serangkaian pelanggaran di masa lalu dan menjalani hukuman 16 bulan penjara.
Pengadilan juga mendengar dia pergi ke rumah sakit setiap minggu untuk perawatan kanker.
Pengacaranya mengatakan kepada pengadilan bahwa kanker telah menyebar dari paru-parunya ke tulang belakang, dan mengatakan bahwa Jason juga menerima perawatan rutin untuk kecanduan zat.
Hakim Ross Hudson mengatakan mengingat situasi medisnya, dan kesenjangan antara pelanggaran baru-baru ini dan pelanggaran masa lalu, ada manfaat dalam permohonan jaminan.
Jason Pye terdengar mengucapkan "terima kasih" kepada hakim sebelum dia bangun dan meninggalkan ruangan dengan menggunakan alat bantu jalan.
Kasus ini ditunda hingga 25 November.
Setelah mengetahui kondisi orang yang diduga mengambil skuternya, Laurie berkata, "Saya merasa ingin membantu orang ini...Saya merasa kasihan padanya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.