Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu AS: Mengapa Rakyat Amerika Menjadi Terpecah?

Kompas.com - 06/11/2020, 16:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Banyak warga Amerika terkejut melihat selisih suara yang sangat tipis dalam pemilu presiden Amerika 3 November lalu, yang mencerminkan perpecahan tajam di negara ini.

Amerika mungkin merupakan satu negara, tetapi pemilu presiden menunjukkan bahwa warga Amerika tampaknya hidup dalam dua realitas berbeda, tergantung pada preferensi politik mereka.

Dua warga yang ditemui VOA ini, Jeff dan Beth, mungkin dapat menggambarkan hal itu.

Baca juga: Pilpres AS: Benarkah Trump Dicurangi? Berikut Fakta-faktanya...

“Saya sangat muak. Saya tidak lagi mengenali negeri ini. Saya benar-benar tidak mengenalinya. Saya kira Donald Trump telah merusak negeri ini,” kata Jeff.

“Dalam pandangan saya Trump justru telah memulihkan perekonomian. Dana pensiun saya meningkat. Saya menghasilkan lebih banyak uang dan nilai saham saya melesat. Saya kini memiliki lebih banyak uang,” ujar Beth.

Jeff dan Beth menggambarkan perpecahan tajam di negara ini. Pakar politik di California Institute of Technology, Michael Alvarez mengatakan, “Kita terpecah secara partisan dan ideologi. Kita terpecah dalam banyak masalah, sosial dan ekonomi. Pandangan dan reaksi kita terhadap pandemi virus corona juga terpecah.”

Di malam penghitungan suara, tidak terjadi “gelombang dukungan pada Partai Demokrat” sebagaimana yang diharapkan partai itu.

Beberapa jajak pendapat menunjukkan Biden memimpin di Florida, salah satu negara bagian utama, yang ternyata justru dimenangkan oleh Trump.

Mengapa jajak-jajak pendapat ini kembali salah membuat perkiraan?

Baca juga: Pemilu Amerika: Apa yang Terjadi jika Trump dan Biden Berakhir Seri?

“Bisa jadi dalam masa pandemi ini ada begitu banyak asumsi yang dibuat tentang bagaimana menarget subyek yang disurvei, dan kemudian bagaimana mengkaji ulang data itu secara statistik, yang mungkin secara sistemtis salah,” lanjut Michael.

Ketika tim kampanye Biden memusatkan perhatian pada cara Trump mengatasi pandemi virus corona, persaingan ketat menunjukkan bahwa Demokrat muungkin telah salah menilai urgensi isu-isu lain bagi para pemilih yang mendukung Trump.

“Para pendukung Trump merasa tersisih. Mereka merasa seolah-olah telah kehilangan kesempatan. Saya kira ini adalah jenis ketidakpuasan yang benar-benar berhasil dimanfaatkan oleh Trump; dan menurut saya ini tidak berubah sejak tahun 2016, bahkan mungkin lebih buruk lagi.”

Pertarungan pilpres yang sengit juga menunjukkan perubahan demografi dan geografi politik di Amerika.

Baca juga: Trump vs Biden, Siapa Bakal Menangi Pilpres AS 2020?

“Saya kira dukungan dari beragam segmen – yang sudah diperkirakan sebelumnya – seperti kelompok warga kulit hitam, bagi Partai Demokrat... bukan sesuatu yang dapat diharapkan Partai Demokrat. Saya kira mereka perlu bekerjasama untuk meraih suara warga Amerika keturunan Afika, Amerika-Latin dan Hispanik,” tambah Michael.

Tracy Hinson, yang berasal dari Delaware, mengatakan memilih Trump dalam pemilu presiden 3 November. “Saya tidak melihat antusiasme yang sangat besar bagi Biden. Maksudnya, saya tidak melihat hal itu,” ujar Tracy.

Pendukung Biden, Beth Jobs mengatakan ia menginginkan perubahan, tidak lagi terjebak pada perpecahan yang terjadi empat tahun belakang ini. “Saya berdoa demi pemulihan negara ini, bahwa kita dapat bekerja sama, duduk dan membahas hal ini, di mana semua pihak didengar suaranya.”

Presiden berikutnya harus menghadapi pandemi virus corona dan memburuknya kondisi perekonomian; sambil tentunya memimpin negara yang terpecah ini.

Baca juga: Siapa Bilang Presiden AS Dipilih Langsung oleh Rakyat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Euro 2024: Kursi Stadion Kharkiv yang Hancur Dipamerkan di Munich Jelang Ukraina Vs Romania

Euro 2024: Kursi Stadion Kharkiv yang Hancur Dipamerkan di Munich Jelang Ukraina Vs Romania

Global
Alasan dan Dampak Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

Alasan dan Dampak Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

Global
Di Montpellier Perancis, Ada Pajak Gaji 2 Persen untuk Danai Transportasi Gratis

Di Montpellier Perancis, Ada Pajak Gaji 2 Persen untuk Danai Transportasi Gratis

Global
Ibu Kota Rusia Dilanda Wabah Botulisme, 121 Orang Butuh Pertolongan Medis

Ibu Kota Rusia Dilanda Wabah Botulisme, 121 Orang Butuh Pertolongan Medis

Global
Negara Mana Saja yang Paling Banyak Dibahas di Parlemen Uni Eropa?

Negara Mana Saja yang Paling Banyak Dibahas di Parlemen Uni Eropa?

Global
Merasakan Pahitnya Perayaan Idul Adha 2024 di Gaza, Tepi Barat, dan Masjid Al Aqsa... 

Merasakan Pahitnya Perayaan Idul Adha 2024 di Gaza, Tepi Barat, dan Masjid Al Aqsa... 

Global
Apa Korelasi Air Zamzam dan Ibadah Haji?

Apa Korelasi Air Zamzam dan Ibadah Haji?

Global
Mesin Terbakar di Udara, Pesawat Virgin Australia Mendarat Darurat

Mesin Terbakar di Udara, Pesawat Virgin Australia Mendarat Darurat

Global
Rusia Tanggapi KTT Ukraina di Swiss: Tak Buahkan Hasil, Presiden Putin Masih Terbuka untuk Dialog

Rusia Tanggapi KTT Ukraina di Swiss: Tak Buahkan Hasil, Presiden Putin Masih Terbuka untuk Dialog

Global
PM Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

PM Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

Global
Sampaikan Pesan Idul Adha 2024, Wapres AS Akui Masih Ada “Hate Crime” ke Warga Muslim

Sampaikan Pesan Idul Adha 2024, Wapres AS Akui Masih Ada “Hate Crime” ke Warga Muslim

Global
Polisi Inggris Tabrakkan Mobil untuk Tangkap Sapi yang Kabur

Polisi Inggris Tabrakkan Mobil untuk Tangkap Sapi yang Kabur

Global
5 Tewas akibat Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang di India

5 Tewas akibat Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang di India

Global
Kebakaran Rumah di Vietnam Tewaskan 3 Anak dan 1 Perempuan

Kebakaran Rumah di Vietnam Tewaskan 3 Anak dan 1 Perempuan

Global
Rangkuman Hari Ke-844 Serangan Rusia ke Ukraina: Hasil KTT Ukraina | Serangan Drone Tewaskan Jurnalis Rusia

Rangkuman Hari Ke-844 Serangan Rusia ke Ukraina: Hasil KTT Ukraina | Serangan Drone Tewaskan Jurnalis Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com