Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Carlo Acutis, Santo Pelindung Internet

Kompas.com - 12/10/2020, 15:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ASSISI, KOMPAS.com - Nama Carlo Acutis menjadi perbincangan setelah pada Sabtu (10/10/2020), dia menerima beatifikasi dan diberi gelar Beato (Yang Berbahagia).

Proses satu tingkat menjadi Santo (Orang Kudus) itu dilakukan di Assisi, tempatnya dimakamkan ketika meninggal pada 2006 silam.

Proses beatifikasi itu dilakukan oleh Kardinal Agostino Vallini, yang membacakan dekrit dari Paus Fransiskus, di mana pestanya bakal dirayakan pada 12 Oktober.

Baca juga: Santo Pelindung Internet Carlo Acutis Diberi Gelar Beato oleh Paus Fransiskus

Dilansir Euronews, Kardinal Vallini mencium keedua orangtua Carlo Acutis, Andrea Acutis dan Antonia Salzano, yang saat itu mengenakan masker.

Carlo dimakamkan di Assisi pada 12 Oktober 2006 karena kecintaannya terhadap Santo Fransiskus Assisi, setelah mengidap leukemia.

Dia menjadi sosok termuda yang menerima gelar Beato, di mana dia juga disebut "Santo Pelindung Internet", julukan yang juga disandang akademi abad ke-7, Isidore de Seville.

Dikutip dari Euronews dan Katolik News, berikut merupakan rangkuman singkat seperti apa sosok remaja 15 tahun "Yang Berbahagia" tersebut.

1. Sejak SD sudah belajar coding

Carlo kecil lahir di London, Inggris, pada 3 Mei 1991 dari pasangan Acutis-Salzano asal Italia. Mereka kemudian berpindah ke Milan saat dia masih kecil.

Sang ibu kepada Corriere della Sera mengungkapkan, pada usia tiga tahun dia selalu meminta untuk mengunjungi gereja setiap kali mereka singgah di Milan.

Baca juga: Hari Ini, Basilika Santo Petrus di Vatikan Kembali Dibuka

Kemudian pada usia tujuh tahun, dia sudah menerima Komuni Pertama, meski berdasarkan Konsili Lateran pada 1215, anak yang boleh menerimanya di usia 12-14 tahun.

Antonia mengatakan, putranya itu sudah mempunyai cinta yang khusus kepada Tuhan. Sangat kontras jika dibandingkan dirinya.

Sang ibu menuturkan selama ini, dia hanya mengikuti misa saat menerima komuni pertama, Sakramen Krisma, hingga ketika menikah.

Sebaliknya setelah mendapatkan komuni pertama, Carlo selalu menyiapkan momen hening sebelum dan sesudah misa, serta suka berdoa rosario.

Saat duduk di bangku SD, dia belajar coding dari buku sains komputer untuk mahasiswa, dan secara otodidak mengedt video dan membuat animasi.

Baca juga: Basilika Santo Petrus di Vatikan Mulai Dibuka untuk Wisatawan

2. Berkat melalui internet

Dia mendapatkan gelar tak resmi sebagai Santo pelindung internet, karena semasa hidup, dia membuat sejumlah program yang berguna untuk umat Katolik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com