Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Ketegangan dengan Beijing, Dubes AS di China Mundur

Kompas.com - 14/09/2020, 19:13 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk China, Terry Branstad, resmi mengundurkan diri.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (14/9/2020) di tengah ketegangan dua raksasa ekonomi dunia itu sebagaimana dilansir dari AFP.

Melalui Twitter, Pompeo berterima kasih atas jasa Branstad selama mengemban tugas sebagai Dubes AS untuk China.

“Berkontribusi untuk menyeimbangkan kembali hubungan AS-China sehingga berorientasi pada hasil, timbal balik, dan adil,” kata Pompeo.

Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar (Kedubes) AS di China mengonfirmasi pengunduran diri Branstad dan akan meninggalkan Beijing bulan depan.

Baca juga: Anggota Parlemen AS Pertanyakan Keterlibatan Pemerintah China dalam Film Mulan

Branstad juga telah mengkonfirmasi keputusannya kepada Presiden AS Donald Trump melalui sambungan telepon pekan lalu.

Pria berusia 73 tahun itu telah menjabat sebagai Dubes AS untuk China sejak Mei 2017.

"Saya sangat bangga dengan pekerjaan kami dalam mendapatkan kesepakatan perdagangan Fase Satu dan memberikan hasil yang nyata bagi komunitas kami di kampung halaman," bunyi pernyataan Kedubes AS di China mengutip pernyataan Branstad.

Dia juga mencatat keberhasilannya mendorong China untuk mengklasifikasikan opioid fentanyl sebagai zat yang dikendalikan.

Hal itu membuat penjualannya ke AS tunduk di bawah aturan yang ketat dari China.

Baca juga: Batalkan Lebih dari 1.000 Visa Mahasiswa dan Peneliti, Trump Dituduh China Rasialis

Di sisi lain, belum diketahui siapa yang akan menggantikan posisi Branstad sebagai Dubes AS untuk China.

Kementerian Luar Negeri China untuk sementara mengakui tweet Pompeo. Namun pihaknya mengatakan belum menerima pemberitahuan pengunduran dirinya secara resmi.

Branstad sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Iowa selama lebih dari 20 tahun dalam dua masa jabatan.

Dia telah mewakili Washington di Beijing ketika ketegangan meningkat karena perdagangan, klaim teritorial regional, pandemi virus corona, dan kerusuhan di Hong Kong.

Pada Juni, dia dipanggil oleh Beijing setelah Trump menandatangani peraturan yang membuka jalan bagi sanksi atas masalah Hong Kong.

Baca juga: China Sebut Intervensi Langsung AS di Laut China Selatan Mengandung Kepentingan Politik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com